Emak-Emak Jadi Korban Hipnotis di Pasar Depok, Emas Ratusan Juta Raib

Seorang perempuan berinisial FNL (56) menjadi korban hipnotis atau gendam di Jalan Raya Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Kejadian ini dialami korban ketika dia pergi ke Pasar Reni Jaya, Depok untuk belanja pada Rabu, 18 Desember 2024, sekira pukul 07.00 WIB kemarin.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 19 Des 2024, 11:27 WIB
Diterbitkan 19 Des 2024, 11:27 WIB
Harga Emas Dunia Hari Ini: Foto: Freepik/Wirestock
Harga Emas Dunia Hari Ini: Foto: Freepik/Wirestock

Liputan6.com, Jakarta - Seorang perempuan berinisial FNL (56) menjadi korban hipnotis atau gendam di Jalan Raya Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Emas senilai ratusan juta rupiah miliknya raib dibawa kabur.

Kejadian ini dialami korban ketika dia pergi ke Pasar Reni Jaya, Depok untuk belanja pada Rabu, 18 Desember 2024, sekira pukul 07.00 WIB kemarin.

Setibanya di sana, FNL mengaku bertemu dengan wanita berinisial C. FNL mengaku tahu dengan C karena sering melihatnya belanja di pasar tersebut.

Namun emak-emak paruh baya ini mengaku tidak terlalu mengenal dekat. Katanya, saat itu C sudah bersama dengan terlapor yang juga seorang wanita yang dikenal dengan nama Enjel.

"Terlapor ini juga dikenal oleh saksi C," ucap FNL, Kamis, 19 Desember 2024.

Saat sedang belanja, lanjut dia, C bertanya-tanya terkait dengan beberapa jenis sayur-mayur.

"Apakah punya bawang putih tunggal. Saya jawab tidak punya. Enjel yang ada di sebelahnya nyeletuk tahu siapa yang punya. Wanita yang diketahui bernama Enjel sebut yang punya adalah Yohanes, pria yang disebutnya Romo penyembuh," ujar FNL

FNL mengatakan, C kemudian merayunya minta ditemani ke tempat Yohanes mengambil bawang putih tunggal itu. Namun, dia menolak karena tidak kenal dekat dengan C. Tapi, C kemudian menyinggung etnis yang sama dengannya. Singkat cerita, dirinya mau menemani ke sana.

Dia bersama C dan Enjel lantas pergi naik mobil yang disebutnya diduga punya Enjel atau C. Sebab, sudah ada sopir di dalamnya. Mereka kemudian pergi ke rumah Yohanes yang ada di depan Perumahan Akasia Pamulang. Namun, di sana Yohanes tidak mau bertemu dan cuma mau dihubungi via telepon.

 

Pelaku Beraksi

Dalam sambungan telepon itu, Yohanes seolah tahu semua tentang keluarganya. Mulai dari anaknya ada dua, dan tahu anaknya baru lulus kuliah. Saat itu, Yohanes mengatakan kalau salah satu anaknya akan meninggal dalam waktu dekat. Namun, hal itu bisa urung terjadi kalau dia menyediakan salib yang ada berliannya.

Tapi, korban mengaku tak punya salib seperti itu. Lantas, Yohanes mengatakan hal itu bisa diganti dengan satu kantung beras yang di dalamnya diisi emas. Entah apa yang terjadi, dia menyanggupinya dan pulang ke kediaman untuk mengambil emas.

"Saya kemudian diarahkan pulang untuk mengambil perhiasan emas yang digunakan sebagai persyaratan pengobatan," katanya.

Dia mengambil tiga buah kalung emas, dua buah gelang emas, tujuh buah cincin emas, serta tiga emas batangan senilai total Rp100 juta.

 

Baru Sadar Saat Sampai Rumah

Korban kemudian kembali masuk ke dalam mobil terlapor yang sudah menunggu di depan jalan rumahnya untuk balik lagi ke depan Perumahan Akasia.

"Saat itu, saya menyerahkan perhiasan emas saya ke terlapor. Lalu, kami pergi kembali ke Pasar Reni Jaya. Sampai di pasar, saya kemudian diturunkan dan disuruh untuk pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, saya baru menyadari kalau perhiasan emas saya sudah hilang," katanya.

Setelahnya, korban kemudian melaporkan peristiwa ini ke Polsek Bojongsari. Adapun laporan diterima dengan nomor LP/B/762/XII/2024/SPKT/POLSEK BOJONGSARI/POLRES METRO DEPOK.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya