Liputan6.com, Jakarta Lima siswa asal Islamic Development Network (IDN) Boarding School, Bogor, Jawa Barat, berhasil meraih penghargaan sebagai juara pertama kategori tim terbaik dalam kompetisi AI atau kecerdasan buatan dan robotik tingkat internasional di Beijing, China.
Kompetisi bernama "Youth Science and Technology Elite Gathering" Zm-Robo AI Line Supertrack adalah ajang internasional bergengsi di bidang sains dan teknologi. Kompetisi yang berlangsung Jumat 20 hingga Minggu 22 Desember 2024 ini berfokus pada inovasi kecerdasan buatan dan robotik, khususnya teknologi line tracking.
Advertisement
Baca Juga
SMP IDN mengirim 5 siswanya untuk mengikuti kejuaraan ini. Kelima siswa berprestasi itu yakni, Ukasyah Asad Alkatiri, Kenzie Javas Niscala, Rizki Agiliano Ramadhan, Baihaqi Hafizh Abrorni, dan Utara Wicakcono.
Advertisement
Tim ini mendapat penghargaan Best Team Award. Sedangkan kategori kompetisi individu, siswa bernama Kenzie dan Utara meraih Second Price Awards, sedangkan tiga siswa lain Rizki, Ukasyah dan Hafizh mendapatkan Third Price Awards.
"Kompetisi ini peserta dari berbagai negara berlomba menunjukkan keahlian mereka dalam merancang dan memprogram robot yang dapat melintasi jalur tertentu dengan presisi tinggi, kecepatan, dan efisiensi," kata Guru pendamping SMP IDM, Ustaz Muhammad Yusuf Kamal dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis, 26 Desember 2024.
Kamal mengatakan, kompetisi ini merupakan ajang internasional bergengsi di bidang sains dan teknologi. Kompetisi berfokus pada inovasi kecerdasan buatan dan robotika, khususnya teknologi line tracking. Dengan mengikuti kompetisi ini, siswa mampu mengembangkan potensi diri terutama di bidang IT. Siswa mendapat kesempatan untuk memahami standar global, bertukar ide, dan menjalin koneksi dengan komunitas teknologi internasional.
"Siswa juga mendapatkan pengalaman internasional dan mempelajari teknologi terkini dari berbagai negara, khususnya China. China saat ini memang merupakan salah satu negara terdepan dalam teknologi, dengan inovasi yang mencakup kecerdasan buatan, robotika, dan energi terbarukan," jelasnya.
Kata Kamal, sekolah menargetkan masuk peringkat tiga besar, namun yang terpenting adalah mendapatkan pengalaman berharga dan wawasan baru. Dengan terus berusaha, di kemudian hari sekolah ingin meraih Best Innovation Award atau Top Technical Achievement.
Tetapi yang terpenting, lanjut Kamal, setelah kompetisi ini, para siswa nanti mampu terus memberikan performa terbaik dan membawa pulang prestasi yang membanggakan, baik untuk sekolah maupun bangsa.
"Namun terlepas dari hasil, kami percaya perjalanan ini akan meningkatkan keterampilan dan semangat inovasi kami di masa depan," kata siswa SMP IDN ini.
"Semoga hasil ini menjadi hasil yang terbaik dan dapat menjadi motivasi anak-anak untuk terus belajar lebih giat lagi dan terus tertarik untuk meningkatkan prestasinya terutama dalam bidang teknologi, khususnya robotik," ucap Kamal.
Motivasi Para Siswa Indonesia Ikut Kompetisi AI Robotik di Beijing
Siswa bernama Ukasyah Asad Alkatiri mengungkapkan alasannya mengapa mengikuti ajang ini. Selain pengalaman untuk motivasi diri, kompetisi ini juga jadi ajang membanggakan untuk membawa nama Indonesia di kancah internasional.
Berbekal pengalaman kompetisi internasional ini, kata Ukasyah, menambah langkah menuju cita-citanya menjadi programmer aplikasi dan AI profesional.
"Setelah mengikuti ajang ini orang Indonesia termotivasi untuk belajar lebih giat karena tahu susahnya ke acara ini. Manfaat dan pengalaman yang aku dapatkan dari acara ini adalah aku akan tahu gimana cara orang China berkomunikasi dengan orang asing yang tidak mengerti bahasa mereka, dan tahu tempat-tempat wisata yang ada di sini," ujar Ukasyah.
Selain Ukasyah, peserta lain, Kenzie Javas Niscala mengaku mengikuti ajang ini karena menguasai dan hobi tentang robot. Oleh karena itu ia ingin lebih mempelajari robotik dengan cara ikut acara perlombaan di China.
"Apa lagi China adalah salah satu negara yang maju akan teknologinya. Harapan saya saya menjadi bisa lebih menguasai robotik dan bisa bersaing dengan orang-orang di luar yang semuran dengan saya. Dan cita cita saya adalah untuk membutkan teknologi untuk indonesia agar Indonesia bisa lebih maju," ungkap Kenzi.
Berbeda dengan dua temannya, tujuan Rizki Agiliano Ramadhan dan Baihaqi Hafizh Abrorni mengikuti ajang ini adalah untuk menerapkan pelajaran yang selama ini ia pelajari, serta mengasah kemampuan untuk dapat berpartisipasi dalam perlombaan lainnya. Selain itu, ajang ini juga membantunya untuk memenuhi jiwa kompetitif.
Baik Rizki maupun Baihaqi bermimpi mampu membangun startup berbasis teknologi yang memberikan solusi inovatif bagi masyarakat Indonesia. Dan memimpin pengembangan produk teknologi, mulai dari konsep hingga peluncuran, dengan dampak positif yang nyata di Indonesia.
"Kalau aku ingin membuat inovasi baru dan dan membuat perusahaan IT," ucap Baihaqi.
Advertisement