Mengupas Peran Perempuan dan Teknologi di 4th Indonesia Opinion Festival

Luciana menyoroti beberapa peran penting perempuan dalam kehidupan sosial dan ekonomi, serta penciptaan peluang usaha lewat pemanfaatan teknologi.

oleh Tim News diperbarui 30 Des 2024, 22:42 WIB
Diterbitkan 30 Des 2024, 21:02 WIB
4th Indonesia Opinion Festival
Memperingati 4th Indonesia Opinion Festival, DPR RI dan Citizen OS menggelar seminar bertajuk Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Indonesia yang Lebih Baik?' di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta Pusat. (Ist).

Liputan6.com, Jakarta - Memperingati 4th Indonesia Opinion Festival, DPR RI dan Citizen OS menggelar seminar bertajuk Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Indonesia yang Lebih Baik?'. Kegiatan tersebut digelar di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 29-30 Desember 2024.

Hadir Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Pemuda Katolik RI, Luciana Dita Chandra yang juga praktisi Kebijakan Publik di sektor digital. Selanjutnya, Perwakilan Islamic.co, Dedik Priyanto; Puteri Indonesia Intelegensia I 2024, Lady Diandra dan Founder Rumah Gagas, Bossmed Company dan Nuansa Loka, Durotul Firdausi.

Dalam kesempatan tersebut, Luciana Dita mengangkat tema penting mengenai 'Perempuan dan Teknologi untuk Menciptakan Peluang Usaha Berkelanjutan'.

Luciana menyoroti beberapa peran penting perempuan dalam kehidupan sosial dan ekonomi, serta penciptaan peluang usaha lewat pemanfaatan teknologi. Menurutnya, perempuan memiliki peranan penting dalam Kehidupan Ekonomi dan Sosial.

Mengutip Moser dalam buku 'Gender dan Pembangunan', Luciana menyebutkan ada tiga peran utama perempuan yang tidak dapat dipisahkan. Antara lain peran dalam reproduksi, ekonomi produktif, dan manajemen komunitas.

Dia menegaskan bahwa meski perempuan memiliki kewajiban domestik, mereka juga berperan besar dalam sektor ekonomi dan pembangunan. Peran ini sangat penting dalam sektor teknologi dan ekonomi kreatif, yang kini sedang berkembang pesat di Indonesia.

"Selama ini, masyarakat cenderung memandang perempuan hanya sebagai sosok yang berfokus pada tugas reproduksi, seperti melahirkan dan mengasuh anak," ungkap Luciana.

"Namun, perempuan juga sering kali dituntut untuk berkontribusi dalam kegiatan ekonomi produktif guna menopang perekonomian keluarga," tambahnya.

"Dengan teknologi, perempuan dapat mendigitalisasi usaha mikro dan kecil, membuka akses pasar lebih luas, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Usaha yang dijalankan dari rumah dengan modal minim dapat sangat efektif dalam kondisi saat ini," beber Luciana.

 

Kendala dan Tantangan

Meski demikian, terdapat sejumlah kendala dan Tantangan yang dihadapi Perempuan dalam sektor teknologi dan ekonomi kreatif. Di antaranya norma sosial yang kerap membatasi perempuan berusaha.

Sehingga Komunitas perempuan perlu saling mendukung dan membangun peran yang lebih kuat dalam pengembangan usaha.

Kendala lainnya adalah kesenjangan akses teknologi dan pelatihan serta akses permodalan. "Perempuan sering kali menghadapi kesenjangan. Hal ini menghambat mereka dalam berwirausaha," imbuhnya.

Oleh karena itu, Luciana mengusulkan beberapa kebijakan publik yang dapat mempercepat pemberdayaan perempuan, terutama dalam sektor teknologi dan ekonomi kreatif. Di antaranya, akses internet murah dan pelatihan teknologi, permodalan inklusif dan insentif untuk berusaha.

"Kami dari Pemuda Katolik sangat mendukung pemberdayaan perempuan, mulai dari pelatihan, pendampingan hingga membangun ekosistem agar mereka bisa mandiri dan berkembang," ungkap Luciana.

"Begitu juga dengan kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengarusutamaan gender, baik di gereja maupun di masyarakat, guna menciptakan lingkungan yang mendukung produktivitas perempuan," tutupnya.

Infografis

Infografis Sejarah Hari Perempuan Internasional
Infografis Sejarah Hari Perempuan Internasional. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya