Liputan6.com, Jakarta Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dikabarkan mendapatkan keluhan, salah satunya datang dari pengelola kantin di sekolah. Pihak Istana pun angkat bicara mengenai hal tersebut.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dedek Prayudi mengatakan, ada skema yang bisa dilakukan agar jajanan di kantin sekolahan tetap untung.
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, pihak sekolah bisa menyesuaikan jam istirahat siswa. Misalnya, sesudah makan bergizi gratis para siswa masih diberi waktu untuk ke kantin.
Advertisement
"Terkait dengan anda usaha-usaha yang kaitannya dengan kuliner di dalam sekolah atau kantin Ini dilakukan penyesuaian yang menyesuaikan itu dua sisi, yang pertama sekolahnya menyesuaikan jam istirahat supaya setelah makan mereka masih punya waktu untuk ke kantin," kata Dedek saat dihubungi, Kamis (16/1/2025).
Dia melanjutkan, pedagang kantin pun bisa menyesuaikan produknya yang berbeda dengan MBG. Dedek menyebut, pedagang bisa menjual minuman ataupun barang yang menarik untuk siswa.
"Yang kedua, pedagang kantin juga menyesuaikan dengan diferensiasi produk makanan atau minuman atau mungkin bukan makanan, minuman, melainkan dia menjual barang dan ini sudah terjadi di banyak uji coba, jadi bukan dikorbankan ya,"Â jelas Dedek.
Dia menegaskan, program MGB sangat penting demi generasi emas 2045. Dia memahami pasti ada perubahan kebiasaan di sekolah untuk menyesuaikan program MBG.
"Termasuk menyesuaikan diri adalah pedagang kantin adalah sekolah, adalah orang tua murid dan lain-lain, jadi kurang lebih begitu, berarti masih boleh aja-jangan aja ya setelah makan bergizinya itu dilakukan ya kantin tetap buka dan membedakan makanan," kata Dedek.
Menurutnya, dengan adanya Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah program MBG sangat menguntungkan UMKM.
"Itu ekonomi rakyat langsung yang merasakan bukan perusahaan-perusahaan besar bukan korporasi-korporasi dan lain-lain," pungkasnya.
Ada Keluhan Omzet Kantin Turun Imbas Makan Bergizi Gratis, Pemprov Jakarta Bakal Sampaikan ke BGN
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta juga menerima keluhan dari pengelola kantin di sekolah-sekolah Jakarta terkait turunnya omzet penjualan makanan usai program makan bergizi gratis (MBG) di jalankan.
"Secara tidak langsung memang kami mendengar ada keluhan dari pengelola kantin," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jakarta Sarjoko kepada Liputan6.com, Rabu (15/1/2025).
Menurut Sarjoko, keluhan dari pengelola kantin sekolah ini menjadi bahan catatan bagi pihaknya. Nantinya, keluhan terkait menurunnya omzet tersebut bakal disampaikan Pemprov Jakarta ke Badan Gizi Nasional (BGN).
Sarjoko mengatakan, akan ada evaluasi MBG dengan BGN yang melibatkan Pemprov. Namun, ia tak merinci kapan evaluasi pelaksanaan MBG itu bakal digelar.
"Hal ini tentu menjadi catatan yang nantinya akan kita sampaikan pada evaluasi bersama BGN," kata dia.
Advertisement
BGN Angkat Bicara
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan kesiapannya merangkul pedagang kantin serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG). Langkah ini diambil untuk memastikan keberlangsungan usaha kecil di tengah pelaksanaan program tersebut.
"Kantin termasuk ke dalam kriteria mitra kami," ujar Dadan, Selasa (13/1/2025), menanggapi kekhawatiran mengenai penurunan omzet pedagang kantin di Jakarta akibat program MBG.
Dadan menambahkan bahwa pihaknya terbuka bekerja sama dengan berbagai pihak demi kesuksesan program yang merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, BGN sedang mempersiapkan mekanisme bertahap guna meringankan beban UMKM.
"Program ini akan dijalankan secara bertahap, dan kami sedang menyiapkan skema yang memudahkan UMKM agar bisa berpartisipasi," kata dia.
Â
Â
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com