Liputan6.com, Jakarta - Adik dari Presiden RI, Prabowo Subianto, yakni Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak-anak Indonesia telah menjadi gagasan Prabowo sejak tahun 2006.
Hashim menekankan bahwa Presiden Prabowo sangat berkeinginan agar program ini dapat terwujud.
Advertisement
Baca Juga
"Program Makan Bergizi Gratis, MBG, itu adalah Janji Pak Prabowo. Itu adalah gagasan Pak Prabowo 18 tahun lalu. Itu gagasan dilahirkan 2006," ujar Hashim dikutip dari siaran pers, Minggu (2/2/2025).
Advertisement
Program makan bergizi gratis ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini, yang merupakan janji kampanye dalam Pilpres 2024, telah resmi dimulai sejak 6 Januari 2025.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan bahwa pada September 2025, sebanyak 15 juta anak Indonesia akan mendapatkan manfaat dari program makan bergizi gratis ini.
Beliau menegaskan bahwa program ini harus menjangkau seluruh anak-anak Indonesia pada akhir tahun 2025.
"Untuk Januari sampai April 2025 program ini sasarannya adalah 3 juta anak. Bulan April sampai Agustus 2025 akan menuju 6 juta anak. September kita harapkan 15 juta anak. Dan akhir 2025 target kita adalah semua anak-anak Indonesia bisa dapat makan bergizi," kata Prabowo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Rabu 22 Januari 2025.
Hingga saat ini, program yang dimulai pada 6 Januari 2025 ini telah melayani 650.000 anak di 31 provinsi. Prabowo menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh jajaran menteri dan pemerintah daerah.
"Terima kasih kerjasama ini. Seluruh kementerian/lembaga ikut mengamankan dan menyukseskan program ini. Kita akan bersinergi dengan pemerintah daerah, gubernur, bupati, walikota, dan seluruh perangkat daerah," terang Prabowo.
Tujuan Makan Bergizi Gratis
Prabowo mengatakan makan bergizi gratis bertujuan agar anak-anak Indonesia menjadi kuat dan cerdas. Dia optimistis kemampuan akademis anak-anak akan meningkat kedepannya.
"Ini adalah masalah strategis. Kita memperkuat masalah Indonesia. Anak-anak Indonesia harus kuat harus cerdas harus semangat harus sekolah dengan baik. Saya percaya dalam waktu yang tidak lama kita akan melihat peningkatan hasil kemampuan akademis anak-anak kita," tutur Prabowo.
Sebelumnya, jelang bulan suci Ramadan program Makan Bergizi Gratis dipastikan akan terus berjalan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.
Dadan menyampaikan, mekanisme pemberian MBG di bulan Ramadhan akan sedikit berbeda dari hari-hari biasanya.
"Untuk yang sekolah akan dibawa pulang untuk dikonsumsi saat buka, untuk yang puasa. Untuk pesantren makanan segar saat buka," kata Dadan dalam keterangannya, Kamis 30 Januari 2025.
Dia menambahkan, pemberian daging dalam program MBG akan diberikan tiga kali dalam satu bulan.
"Daging akan diberikan tiga kali sebulan," tambahnya.
Seperti diketahui, program makan bergizi gratis tidak hanya menyasar anak-anak sekolah. Ibu hamil dan balita juga termasuk dalam sasaran penerima manfaat program MBG.
Hal ini sudah dipastikan dan diresmikan lewat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/BKKBN, Wihaji, dengan Dadan Hindayana selaku Kepala BGN.
Kolaborasi ini dibangun dalam rangka percepatan penurunan stunting dan pemenuhan gizi nasional sebagai bentuk realisasi intervensi berbasis pentahelix.
Kedua instansi sepakat untuk melakukan kolaborasi intervensi terhadap Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang memiliki ibu hamil (bumil), ibu menyusui dan balita. Dengan konsentrasi pada pemenuhan gizi mereka.
Â
Advertisement
Bantu Sediakan Data Penerima MBG dan Distribusi Makanan
Dalam kerja sama ini, Wihaji mengatakan, kementeriannya berperan dalam penyediaan data. Khususnya data bumil, ibu menyusui dan balita penerima manfaat program MBG.
Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang dimiliki Kemendukbangga/BKKBN juga terlibat dalam pendistribusian makanan bergizi yang diolah di dapur sehat SPPG Tanah Sareal, untuk wilayah Kota Bogor, kepada sasaran penerima.
"Tim Pendamping Keluarga nanti mendukung BGN untuk pendistribusian. Juga pendataan ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Termasuk dukungan untuk edukasinya," kata Wihaji usai penandatanganan MoU di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin 20 Januari 2025.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan sebagai upaya meningkatkan komitmen para pihak akan pentingnya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pemenuhan gizi dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Â
Lingkup Kerja Sama BKKBN dengan BGN untuk MBG
Kolaborasi ini juga dibuat dengan tujuan mengoptimalkan dukungan para pihak terhadap program prioritas nasional pemberian makan bergizi gratis melalui peningkatan asupan gizi. Termasuk pengetahuan gizi kelompok sasaran didasarkan asas saling membantu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara, lingkup kerja sama ini meliputi:
- Kolaborasi dalam pendayagunaan SDM pada tingkat lapangan guna mempercepat pemenuhan kebutuhan gizi nasional.
- Pertukaran, pemanfaatan data dan/atau informasi program pemenuhan gizi dan percepatan penurunan stunting.
- Pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
Pelaksanaan kolaborasi terkait MBG ini akan diatur lebih lanjut dalam sebuah Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang mengatur rincian pekerjaan, mekanisme pekerjaan, hak dan kewajiban dua instansi tersebut. Adapun jangka waktu kemitraan ini berlaku lima tahun sejak 20 Januari 2025.
Usai penandatanganan MoU dengan Wihaji, Dadan Hindayana mengatakan bahwa kolaborasi yang dibangun bersama Kemendukbangga/BKKBN semata agar pelaksanaan MBG yang dilakukan BGN tepat sasaran, efektif dan tidak mubazir.
"Kami bekerja sama dalam hal pendataan, kemudian penyaluran, dan juga pembimbingan. Termasuk pengawasan agar kegiatan ini bisa dikerjakan bersama-sama sehingga lebih ringan," terang Dadan.
Diketahui, Kemendukbangga/BKKBN memiliki Tim Pendamping Keluarga yang sejak 2021 bertugas melakukan pendampingan terhadap KRS. Jumlahnya mencapai 200.000 tim, beranggotakan 600.000 orang. Tersebar di seluruh Indonesia. Satu tim terdiri atas bidan, kader PKK dan kader KB. Mereka akan turut berpartisipasi dalam pelaksanaan MBG.
Advertisement