Cara Mengobati Asam Lambung Naik: Panduan Lengkap dan Solusi Efektif

Atasi asam lambung naik dengan panduan lengkap ini, mulai dari pengobatan rumahan, herbal, hingga medis, serta kapan harus ke dokter. Ketahui cara mengobati asam lambung naik secara efektif dan alami!

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 14 Apr 2025, 13:45 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2025, 13:45 WIB
penyebab asam lambung naik
penyebab asam lambung naik ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Asam lambung naik atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan kondisi yang cukup umum terjadi dan dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini terjadi ketika asam dari lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa tidak nyaman seperti sensasi terbakar di dada, nyeri perut, dan rasa pahit di tenggorokan. Bagi penderitanya, mencari cara mengobati asam lambung naik menjadi prioritas untuk mengembalikan kualitas hidup yang optimal.

Terdapat berbagai cara mengobati asam lambung naik yang dapat dilakukan di rumah tanpa harus segera mengonsumsi obat-obatan. Metode pengobatan alami ini berfokus pada perubahan pola hidup dan kebiasaan makan yang dapat secara signifikan mengurangi gejala dan frekuensi serangan asam lambung. Meskipun terlihat sederhana, cara mengobati asam lambung naik dengan perubahan pola hidup terbukti efektif bagi banyak penderita.

Namun, perlu diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi yang berbeda, sehingga cara mengobati asam lambung naik yang efektif untuk satu orang mungkin tidak sama efektifnya untuk orang lain. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai metode pengobatan dan mencoba menemukan kombinasi yang paling sesuai dengan kondisi tubuh Anda. 

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum secara komprehensif berbagai cara mengatasi dan mengobati asam lambung yang naik agar Anda dapat kembali menjalani kehidupan secara nyaman, pada Senin (14/4).

Memahami Asam Lambung Naik dan Penyebabnya

Sebelum membahas cara mengobatinya, penting bagi kita untuk memahami apa itu asam lambung naik. Secara medis, kondisi ini dikenal sebagai GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). GERD terjadi ketika sfingter esofagus bagian bawah, yaitu otot yang berfungsi sebagai katup antara kerongkongan dan lambung, tidak menutup dengan baik. Akibatnya, isi lambung termasuk asam lambung dapat naik kembali (refluks) ke kerongkongan.

Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, cairan tersebut dapat merusak jaringan kerongkongan dan menyebabkan peradangan. Inilah yang kemudian menimbulkan gejala tidak nyaman seperti sensasi terbakar di dada (heartburn), rasa asam di mulut, nyeri perut, hingga kesulitan menelan.

Beberapa faktor yang dapat memicu naiknya asam lambung antara lain:

  • Pola makan yang tidak teratur
  • Konsumsi makanan berlemak, pedas, atau asam secara berlebihan
  • Kebiasaan merokok
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Stres
  • Kebiasaan langsung berbaring setelah makan
  • Konsumsi minuman berkafein, alkohol, atau minuman bersoda
  • Mengenakan pakaian yang terlalu ketat di bagian perut
  • Gerakan olahraga tertentu yang menekan area perut

Memahami faktor-faktor pemicu ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya mengobati dan mencegah kambuhnya asam lambung.

Menjaga Kondisi Lambung

Mengatur Pola Makan untuk Mengatasi Asam Lambung

Salah satu cara paling efektif untuk mengobati asam lambung naik adalah dengan melakukan perubahan pada pola makan. Pola makan yang baik dapat membantu mencegah produksi asam lambung berlebih dan mengurangi risiko refluks.

Jadwal Makan Teratur

Memastikan jadwal makan yang teratur merupakan langkah pertama yang sangat penting. Ketika Anda tidak makan dalam waktu lama, lambung tetap memproduksi asam untuk mencerna makanan. Tanpa makanan, asam ini dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan risiko refluks. Usahakan untuk makan pada jam yang sama setiap hari untuk memberikan kebiasaan baik pada sistem pencernaan Anda.

Porsi Kecil tetapi Sering

Mengonsumsi makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan tekanan berlebih pada lambung, yang kemudian meningkatkan risiko refluks asam lambung. Sebaliknya, makan dalam porsi kecil namun lebih sering (misalnya 5-6 kali sehari) dapat mengurangi tekanan pada lambung dan mencegah asam lambung naik.

Kunyah Makanan dengan Baik

Proses pencernaan dimulai dari mulut. Mengunyah makanan dengan baik dan perlahan (setidaknya 20 kali kunyahan per suapan) membantu memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil, yang memudahkan kerja lambung dalam mencerna makanan tersebut. Selain itu, mengunyah makanan secara perlahan juga mengurangi jumlah udara yang tertelan, yang dapat menyebabkan perut kembung dan memperburuk gejala asam lambung.

Hindari Makanan Pemicu

Setiap orang mungkin memiliki makanan pemicu yang berbeda untuk kondisi asam lambung naik. Namun, beberapa jenis makanan dan minuman yang umum memicu asam lambung naik antara lain:

  • Makanan berlemak (gorengan, kulit ayam, makanan cepat saji, santan)
  • Makanan pedas
  • Makanan yang mengandung asam tinggi (cuka, asinan)
  • Kopi dan minuman berkafein lainnya
  • Teh
  • Cokelat
  • Minuman beralkohol
  • Minuman bersoda
  • Air kelapa
  • Air lemon
  • Air jahe
  • Buah-buahan yang asam
  • Daun mint

Cobalah untuk mencatat makanan apa saja yang memicu gejala asam lambung pada diri Anda, sehingga Anda dapat menghindarinya di kemudian hari.

Makanan Alternatif yang Aman

Sebagai pengganti makanan pemicu, Anda dapat mengonsumsi makanan yang lebih aman untuk lambung, seperti:

  • Makanan ringan dan lembut (biskuit, pisang, yoghurt)
  • Sayuran yang rendah asam (brokoli, kembang kol, asparagus)
  • Protein tanpa lemak (dada ayam tanpa kulit, ikan panggang, tahu)
  • Karbohidrat kompleks (nasi merah, roti gandum, oatmeal)
  • Buah-buahan non-asam (pisang, apel, semangka)

Dengan mengatur pola makan dengan baik, Anda dapat mengurangi frekuensi dan intensitas serangan asam lambung.

Perubahan Gaya Hidup untuk Mengobati Asam Lambung

Selain mengatur pola makan, perubahan gaya hidup juga memainkan peran penting dalam mengobati asam lambung naik. Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup yang dapat Anda terapkan:

Jaga Jarak Antara Makan dan Tidur

Berbaring atau tidur segera setelah makan dapat memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan karena posisi horizontal membuat gravitasi tidak dapat membantu menjaga asam tetap di dalam lambung. Sebaiknya, beri jarak setidaknya 3 jam antara waktu makan terakhir dengan waktu tidur.

Posisi Tidur yang Tepat

Jika Anda sering mengalami gejala asam lambung di malam hari, cobalah untuk tidur dengan posisi tubuh bagian atas lebih tinggi daripada tubuh bagian bawah. Anda dapat menggunakan bantal tambahan atau meninggikan kepala tempat tidur sekitar 15-20 cm. Tujuannya adalah agar gravitasi dapat membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan saat tidur.

Posisi tidur yang direkomendasikan adalah dengan sudut kemiringan sekitar 45 derajat. Anda dapat menyangga punggung dengan bantal untuk menciptakan posisi ini. Namun, pastikan untuk tidak hanya meninggikan kepala, tetapi seluruh bagian atas tubuh, karena hanya meninggikan kepala justru dapat menekan perut dan memperburuk gejala.

Hindari Pakaian Ketat

Mengenakan pakaian yang terlalu ketat di bagian perut dapat memberikan tekanan pada lambung dan memaksa asam lambung naik ke kerongkongan. Pilihlah pakaian yang lebih longgar, terutama setelah makan, untuk mengurangi tekanan pada area perut.

Atur Aktivitas Fisik

Olahraga memang penting untuk kesehatan secara keseluruhan, namun beberapa gerakan olahraga dan waktunya dapat mempengaruhi kondisi asam lambung. Hindari berolahraga segera setelah makan; tunggu setidaknya 2 jam setelah makan sebelum melakukan aktivitas fisik yang berat.

Selain itu, hindarilah gerakan olahraga yang membuat lambung tertekan, seperti melompat, bergoyang, atau posisi yang membuat perut terlipat. Pilih olahraga dengan intensitas sedang seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda dengan posisi tegak.

Berhenti Merokok

Merokok dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu otot yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Dengan berhenti merokok, Anda tidak hanya memperbaiki kesehatan secara keseluruhan tetapi juga mengurangi risiko dan intensitas serangan asam lambung.

Kelola Stres

Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk gejala GERD. Menemukan cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menenangkan, dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan asam lambung.

Jaga Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan, terutama di area perut, dapat memberikan tekanan tambahan pada lambung dan mendorong asam lambung naik ke kerongkongan. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Cureus, pada orang dengan berat badan berlebih, terjadi peningkatan tekanan di area perut yang membuat sfingter esofagus menjadi relaks, sehingga memudahkan asam lambung naik.

Dengan menjaga berat badan tetap ideal, Anda dapat mengurangi tekanan pada lambung dan menurunkan risiko terjadinya refluks asam lambung. Kombinasikan pola makan sehat dengan aktivitas fisik reguler untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.

 

Pengobatan dan Obat-obatan untuk Asam Lambung

Jika perubahan pola makan dan gaya hidup tidak cukup untuk mengobati asam lambung naik, dokter mungkin merekomendasikan obat-obatan tertentu. Berikut adalah jenis-jenis obat yang umum digunakan untuk mengatasi asam lambung:

Antasida

Antasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung. Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan gejala ringan dan sementara seperti sensasi terbakar di dada atau nyeri ulu hati. Antasida tersedia dalam bentuk tablet, cairan, atau bubuk yang dapat dibeli tanpa resep dokter.

Meskipun antasida dapat memberikan kelegaan cepat, efeknya biasanya tidak bertahan lama. Selain itu, penggunaan antasida dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping seperti diare atau sembelit, tergantung pada jenis antasida yang digunakan.

H2 Blockers (Antagonis Reseptor H2)

H2 blockers bekerja dengan cara menghambat aksi histamin pada reseptor H2 di sel-sel lambung, yang pada akhirnya mengurangi produksi asam lambung. Obat jenis ini dapat memberikan kelegaan lebih lama dibandingkan antasida, biasanya hingga 12 jam.

Contoh H2 blockers antara lain ranitidine, famotidine, cimetidine, dan nizatidine. Obat-obatan ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, atau cairan yang dapat dibeli tanpa resep dokter (dosis rendah) atau dengan resep dokter (dosis tinggi).

Penghambat Pompa Proton (PPI)

Penghambat Pompa Proton (PPI) adalah obat yang paling efektif untuk mengurangi produksi asam lambung. Obat ini bekerja dengan cara menghambat sistem enzim (pompa proton) yang memproduksi asam lambung.

Contoh PPI antara lain omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, dan esomeprazole. PPI biasanya diresepkan untuk kasus GERD yang lebih parah atau ketika H2 blockers tidak efektif. Obat ini dapat memberi kelegaan jangka panjang, tetapi penggunaan dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko efek samping seperti defisiensi vitamin B12, peningkatan risiko fraktur tulang, dan infeksi saluran pencernaan.

Prokinetik

Prokinetik membantu mempercepat pengosongan lambung, sehingga mengurangi risiko refluks. Obat ini juga dapat memperkuat sfingter esofagus bagian bawah, yang membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.

Contoh prokinetik antara lain metoclopramide dan domperidone. Prokinetik biasanya diresepkan bersamaan dengan obat pengurang asam lambung lainnya untuk hasil yang optimal.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun berbagai cara mengobati asam lambung naik di atas dapat dilakukan sendiri di rumah, ada kalanya kondisi ini memerlukan penanganan medis. Berikut adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter:

  • Gejala asam lambung yang tidak membaik setelah 2 minggu menerapkan perubahan pola makan dan gaya hidup
  • Gejala yang semakin parah atau terjadi lebih sering
  • Obat yang biasa digunakan tidak lagi efektif meredakan gejala
  • Kesulitan menelan atau rasa sakit saat menelan
  • Muntah terus-menerus atau muntah darah
  • Tinja berwarna hitam atau mengandung darah
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

Gejala asam lambung yang disertai dengan nyeri dada, sesak napas, atau keringat dingin (gejala-gejala ini dapat mengindikasikan masalah jantung dan memerlukan penanganan medis segera)

Dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis GERD dan menentukan pengobatan yang tepat. Pemeriksaan ini dapat meliputi endoskopi, tes pH 24 jam, manometri esofagus, atau pemeriksaan radiologi.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi dan hepatologi jika Anda mengalami gejala yang persisten atau parah. Penanganan medis yang tepat dan cepat dapat mencegah komplikasi jangka panjang seperti esofagitis (peradangan kerongkongan), struktur esofagus (penyempitan kerongkongan), atau bahkan Barrett's esophagus (perubahan sel-sel di kerongkongan yang dapat meningkatkan risiko kanker).

Asam lambung naik atau GERD adalah kondisi yang umum terjadi namun dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dengan menerapkan berbagai cara mengobati asam lambung naik seperti perubahan pola makan, modifikasi gaya hidup, dan jika diperlukan, penggunaan obat-obatan yang tepat, banyak penderita dapat mengendalikan gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Mengobati asam lambung naik dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari perubahan gaya hidup dan pengobatan herbal hingga pengobatan medis. Penting untuk mengenali gejala, memilih pendekatan yang tepat sesuai kondisi Anda, dan selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang optimal dan mencegah komplikasi serius. Dengan penanganan yang tepat, Anda dapat mengelola asam lambung naik dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya