Liputan6.com, Jakarta - Bea Cukai Batam menggagalkan dua upaya penyelundupan narkotika jaringan internasional di Terminal Kedatangan Ferry International Batam Center dan Terminal Keberangkatan Domestik Hang Nadim.
Dalam operasi tersebut, petugas mengamankan dua warga negara Indonesia yang bertindak sebagai kurir narkoba, dengan barang bukti berupa 2.035 gram metamfetamina atau sabu. Kedua tersangka diketahui berprofesi sebagai freelancer dan ibu rumah tangga.
Kepala Kantor Bea Cukai Batam, Zaky Firmansyah, mengungkapkan bahwa penindakan pertama dilakukan setelah petugas mencurigai koper milik seorang laki-laki berinisial MU (27), yang tiba dengan kapal feri MV Sindo 7 dari Stulang Laut, Malaysia.
Advertisement
"Dari pemeriksaan awal, diketahui bahwa MU berasal dari Aceh dan bekerja sebagai pegawai freelance di salah satu tempat hiburan malam di Batam. MU pergi ke Malaysia untuk mengunjungi temannya di Johor. Petugas kemudian melakukan pemeriksaan terhadap koper yang dibawa MU,” jelas Zaky.
Saat dilakukan pemeriksaan barang bawaan, koper MU berisi selimut, pakaian, serta beberapa celana yang tersusun secara tidak biasa. Petugas menemukan enam bungkus plastik bening berisi serbuk kristal putih, masing-masing seberat 255 gram, yang disembunyikan di dalam lipatan celana. Upaya penyamaran ini diduga untuk menghindari deteksi petugas.
Pemeriksaan lebih lanjut dengan Unit K-9/anjing pelacak mengungkapkan bahwa total barang bukti mencapai 1.530 gram sabu, yang dikonfirmasi melalui hasil uji narkotes dan laboratorium. MU pun langsung diamankan ke Kantor Bea Cukai Batam untuk proses lebih lanjut.
"Berdasarkan keterangan pelaku, ia berangkat sendiri ke Stulang Laut menggunakan kapal Ocean Dragon I pada 24 Januari 2025 melalui Pelabuhan Harbour Bay. Pelaku mengaku baru pertama kali membawa barang tersebut dan menerima paket dari seorang pengendali bernama BMW yang menetap di Johor, Malaysia,” tambah Zaky.
Sementara, di kasus kedua, petugas Bea Cukai Batam mencurigai koper yang didaftarkan atas nama NP (42), seorang penumpang pesawat dengan rute Batam-Surabaya-Balikpapan. NP, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan berdomisili di Karimun, membawa barang yang tersusun rapi, termasuk sajadah, pakaian, dan celana berbahan jeans.
“Pada koper NP, kami menemukan bungkusan plastik bening berisi serbuk kristal putih yang diselipkan dalam lipatan celana jeans di antara tumpukan sajadah dan pakaian lainnya. Total barang bukti yang kami amankan ialah 505 gram sabu, yang terbukti melalui uji narkotes dan laboratorium,” ujar Zaky.
Berdasarkan keterangan yang diberikan pelaku, NP mengaku mengambil barang tersebut di Jalan Poros, Tanjung Balai Karimun, dan dijanjikan upah sebesar Rp30 juta.
Sanksi Hukum dan Dampak Penindakan
Zaky menjelaskan bahwa terhadap kedua tersangka telah dilakukan penegahan dengan penerbitan Surat Bukti Penindakan, dan kasus ini telah diserahkan ke Polda Kepulauan Riau untuk pemeriksaan lebih lanjut. Para tersangka dijerat dengan Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009, dengan ancaman hukuman maksimal berupa hukuman mati atau penjara seumur hidup.
“Penindakan ini bukan hanya berdampak pada penggagalan penyelundupan narkotika, tetapi juga menyelamatkan hingga 10.000 jiwa dari bahaya narkoba serta menghemat biaya rehabilitasi hingga Rp16 miliar,” tegas Zaky.
Ia juga menegaskan bahwa pemberantasan sindikat narkoba ini merupakan bagian dari program Asta Cita Presiden RI, yang menunjukkan komitmen Bea Cukai dalam berkolaborasi dengan Polri, TNI, Kejaksaan, dan aparat penegak hukum lainnya untuk memberantas penyelundupan narkotika di Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau yang kerap dijadikan jalur masuk dan distribusi narkoba.
“Kami terus berupaya memberantas berbagai modus operandi yang digunakan pelaku penyelundupan demi melindungi masyarakat dari bahaya narkoba,” pungkas Zaky.
Advertisement
