Liputan6.com, Jakarta - Fiter Bagus Cahyono melahirkan buku berjudul Inovasi Terbuka: Paradigma yang Mengubah Lanskap Inovasi Modern. Menurut dia, buku tersebut menjadi tonggak penting dalam memperkenalkan konsep inovasi terbuka kepada organisasi, perusahaan, dan pemerintah yang ingin mengakselerasi pertumbuhan melalui kolaborasi.
“Inovasi bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keberanian untuk berpikir berbeda dan menciptakan dampak nyata,” kata Fiter dalam keterangan diterima, Sabtu (15/2/2025).
Baca Juga
Fiter yakin, dengan inovasi terbuka, bahkan organisasi dengan sumber daya terbatas pun bisa menghasilkan solusi revolusioner. Maka dari itu, tulisan di bukunya akan menjadi referensi penting karena membahas inovasi terbuka secara mendalam dalam bahasa Indonesia.
Advertisement
“Buku ini mengungkap bagaimana kolaborasi dapat mengatasi keterbatasan sumber daya, menampilkan strategi dan framework inovasi terbuka yang dapat diterapkan oleh bisnis dan institusi, serta memberikan panduan praktis bagi para inovator, akademisi, dan pembuat kebijakan,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Founder Innovesia ini.
Fiter mencatat, salah satu studi kasus menarik yang dibahas dalam buku ini adalah penerapan inovasi terbuka di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung. Tubaba telah menjadi contoh bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat mengubah wajah sebuah daerah.
“Dengan mengadopsi konsep inovasi terbuka, Tubaba berhasil mengembangkan ekosistem perkotaan yang modern tanpa meninggalkan kearifan lokal,” jelas Fiter.
Kunci Hadapi Tantangan Kompleks
Berkomentar soal buku terkait, Daniel Oscar Baskoro, seorang Innovation Design Advisor, menegaskan bahwa inovasi terbuka adalah kunci bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan yang kompleks. Dengan kondisi yang beragam dan penuh dinamika, kolaborasi dalam inovasi menjadi strategi penting untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Buku ini ditujukan bagi para pemimpin bisnis dan startup founder yang ingin mempercepat inovasi, pemerintah dan pembuat kebijakan yang ingin membangun ekosistem inovatif, akademisi dan mahasiswa yang ingin memahami konsep inovasi modern, serta masyarakat umum yang tertarik dengan cara baru menciptakan perubahan,” tutur Daniel.
Advertisement
