Israel Luncurkan Serangan Besar-besaran ke Jalur Gaza Sejak Perpanjangan Gencatan Senjata Gagal, 34 Orang Tewas

Serangan intensif Israel di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025 menewaskan puluhan warga Palestina dan melukai puluhan lainnya, memicu kecaman internasional dan menandai berakhirnya gencatan senjata.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 18 Mar 2025, 10:12 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 10:12 WIB
Gencatan Senjata Dimulai, Begini Potret Kawasan Jabalia Gaza Utara
Kondisi saat kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dinyatakan mulai berlaku per Minggu 19 Januari 2025, namun kini Israel kembali melakukan serangan ke wilayah tersebut. (Omar AL-QATTAA/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gaza - Militer Israel mengatakan pihaknya tengah melancarkan "serangan besar-besaran" di Jalur Gaza.

Seorang juru bicara badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas di Gaza – layanan tanggap darurat utama di jalur tersebut – mengatakan kepada BBC yang dikutip Selasa (16/3/2025) bahwa sedikitnya 34 warga Palestina telah tewas dan 70 lainnya terluka.

Israel Defense Forces (IDF) atau Pasukan Pertahanan Israel/tentara Israel mengatakan pihaknya menargetkan apa yang disebutnya sebagai "target teroris" milik Hamas.

Ini adalah gelombang serangan udara terbesar di Gaza sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari. Pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata Gaza gagal mencapai kesepakatan.

Tiga rumah terkena serangan di Deir Al-Balah di Gaza tengah, sebuah gedung di Kota Gaza, dan target di Khan Younis dan Rafah, Reuters melaporkan, mengutip keterangan petugas medis dan saksi mata.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz memerintahkan serangan pada Selasa (18/3) pagi, menurut pernyataan dari kantor PM.

"Ini menyusul penolakan Hamas yang berulang untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua usulan yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff dan dari para mediator," kata pernyataan kantor PM.

"Israel, mulai sekarang, akan bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan militer. Rencana serangan "disampaikan oleh IDF selama akhir pekan dan disetujui oleh pimpinan politik", tambah pernyataan tersebut.

Promosi 1

Jalan Panjang Negosiator Cari Jalan Keluar Usai Fase Pertama Gencatan Senjata Berakhir

Antrean Pengungsi Palestina Penuhi Kebutuhan Air Bersih
Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) telah mengeluarkan peringatan bahwa akan ada lebih banyak warga Palestina di Jalur Gaza yang mengalami kekurangan air bersih dan mudah terserang penyakit. (Bashar TALEB/AFP)... Selengkapnya

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah diajak berkonsultasi oleh Israel sebelum melakukan serangan, kata seorang juru bicara Gedung Putih kepada Fox News.

Para negosiator telah mencoba mencari jalan keluar setelah fase pertama gencatan senjata sementara berakhir pada 1 Maret.

AS mengusulkan untuk memperpanjang fase pertama hingga pertengahan April, termasuk pertukaran sandera yang ditahan oleh Hamas dan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Namun seorang pejabat Palestina yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan kepada BBC bahwa Israel dan Hamas tidak setuju atas aspek-aspek utama kesepakatan yang ditetapkan oleh Witkoff pada pembicaraan tidak langsung tersebut.

Perang terbaru antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel selatan, sebagian besar warga sipil, dengan 251 orang disandera.

Serangan tersebut memicu serangan militer Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.520 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas yang digunakan oleh PBB dan lainnya.

Sebagian besar dari 2,1 juta penduduk Gaza telah mengungsi beberapa kali.

Diperkirakan 70% bangunan telah rusak atau hancur, sistem perawatan kesehatan, air, dan sanitasi telah runtuh dan terjadi kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan tempat tinggal.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya