Liputan6.com, Jakarta - Satreskrim Polres Metro Depok mendatangi toko beras yang menjual beras oplosan di wilayah Sukmajaya, Depok. Polisi mencari bukti baru dan meminta tersangka memperagakan aksinya mengoplos beras yang dijual kepada masyarakat.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Dermawan Kristianus Zendrato mengatakan, Polres Metro Depok mendatangi lokasi toko beras milik tersangka berinisial VE. Polisi memasuki toko tersebut bersama tersangka.
Advertisement
Baca Juga
“Kita coba melihat bagaimana tersangka melakukan pengoplosan atau mencampur bahan,” ujar pria yang kerap disapa Zen kepada Liputan6.com, Rabu (19/2/2025).
Advertisement
Berdasarkan pantauan di lokasi, tersangka memasuki toko beras berpakaian tahanan didampingi sejumlah anggota kepolisian. Tersangka mempraktekan praktek pengoplosan beras yang dikemas kembali sehingga di jual menjadi beras super atau premium.
“Tersangka menyediakan beras jadi beberapa bagian, lalu mencampur beras raskin, Demak, dan beras jenis menir,” jelas Zen.
Diketahui pada beras oplosan didapati beras menir yang merupakan beras patahan yang nilainya jauh di harga pasaran, tetapi kualitas beras yang tidak kuning tidak hitam. Selain itu, terdapat beras produk pabrikan atau CV memiliki izin Kementerian Pertanian (Kementan), dan beras produk buatan tersangka.
“Dari kemasannya saja (membedakan), salah satu petunjuknya ada badan usahanya ada izin Kementan nya, sedangkan yang beredar kemasan yang tidak memiliki keterangan itu patut diperhatikan,” ucap Zen.
Rugikan Konsumen
Adapun tersangka menjual beras dengan nilai Rp9 ribu dan setelah dilakukan pengemasan atau oplosan, beras tersebut dijual sebesar Rp15 ribu per kilogram. Perbuatan yang dilakukan tersangka dinilai telah merugikan masyarakat atau konsumen.
“Tersangka menjual secara offline dan online, kalau offline di toko tersangka,” terang Zen.
Polres Metro Depok masih menyelidiki penyuplai beras kepada tersangka untuk dijadikan beras oplosan. Nantinya para penyuplai beras akan dimintai keterangan untuk perkembangan penyidikan.
“Kita masih mengklarifikasi sumber-sumber beras ini dalam pengembangan,” ungkap Zen.
Polisi sedang mencari bukti baru atau lainnya untuk memperkuat perbuatan tersangka menjual beras oplosan. Hingga kini, tersangka menjual beras oplosan secara sendiri dan belum memiliki jaringan.
“Kalau sementara menjual sendiri, tempat lain akan kami lakukan penyelidikan,” tutur Zen.
Tersangka mampu membuat beras oplosan dalam seminggu mencapai dua hingga ton. Tersangka melakukan tindakan tersebut diketahui karyawannya yang bekerja di toko tersangka.
“Dia (tersangka) memproduksi itu seminggu dua sampai tiga ton, dia fluktuatif, ada karyawan jadi peredarannya seminggu itu dua sampai tiga ton,” kata Zen.
Advertisement
Penangkapan
Sebelumnya, Jajaran Polres Metro Depok menangkap pengoplos beras di wilayah Sukmajaya, Depok. Penangkapan tersangka dilakukan untuk mencegah beredarnya beras oplosan menjelang Ramadan 1446.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Dermawan Kristianus Zendrato mengatakan, penangkapan VE berawal dari laporan masyarakat terkait beredarnya beras oplosan. Polisi lalu melakukan pengungkapan dan mendapati sebuah toko pendistribusi beras oplosan.
“Kami menangkap tersangka VE sebagai distributor beras oplosan,” ujar Zendrato kepada Liputan6.com, Jumat (14/2/2025).
Pria yang kerap disapa Zen menjelaskan, penangkapan tersebut sebagai upaya mencegah peredaran beras oplosan menjelang Ramadan dan dukungan ketahan pangan nasional.
“Tersangka ini sebagai pelaku usaha yang bergerak dalam usaha pengoplosan beras,” jelas Zen.
Pada penyelidikan sementara, tersangka pengoplos beras dari beras menir dicampur beras dari Demak merek Berlian, dan beras raskin. Beras tersebut dikemas sehingga terlihat menjadi beras premium dan beras super.
"Beras oplosan tersebut dikemas dalam ukuran satu kilogram dengan packaging yang bagus dan terlihat menarik," terang Zen.
Untuk lebih meyakinkan konsumen atau pembeli, tersangka mengemas beras oplosan dengan diberi merek Daun Suji dan Rinjani. Tersangka memiliki metode pengukuran sendiri melakukan pengoplosan beras.
"Jadi ukuran satu kilo itu perbandingannya 200 gram beras raskin, 600 gram beras Demak, 200 gram beras menir," ucap Zen.
