Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan bahwa proses penyidikan kasus korupsi minyak mentah di PT Pertamina masih berlangsung. Hal ini untuk menanggapi pernyataan mantan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyatakan siap untuk dipanggil Kejaksaan Agung guna memberikan klarifikasi terkait kasus tersebut.
Advertisement
Baca Juga
“Nanti pihak-pihak yang kita anggap perlu untuk pembuktian, pasti kita periksa. Dan perkara ini kita tangani dengan tujuan untuk membersihkan Pertamina,” ujar Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAMPidsus) Febrie Adriansyah saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, (5/3/2025).
Advertisement
Febrie juga berharap agar penyelesaian kasus ini dapat memperbaiki tata kelola Pertamina di masa depan. “Kami berharap Pertamina ke depan bisa lebih baik dalam tata kelola bisnisnya dan menjadi lebih kuat. Pertamina harus bisa bersaing dengan negara-negara lain, terutama negara tetangga,” katanya.
Selain itu, Febrie mengingatkan masyarakat untuk mendukung dan menjaga kualitas produk Pertamina, terutama dalam menghadapi arus mudik lebaran.
“Menjelang hari raya dan arus mudik, tentunya kebutuhan energi akan meningkat. Kami pastikan Pertamina telah menguji produknya untuk memastikan kualitasnya,” tegasnya.
Sebelumnya, Ahok membuka suara mengenai dugaan korupsi yang terjadi dalam pengelolaan minyak di Pertamina, menyebutkan bahwa lemahnya pengawasan memungkinkan praktik curang terjadi dalam pengelolaan minyak mentah dan produk kilang. Dalam wawancara eksklusif dengan Liputan6 SCTV pada Jumat (28/2), Ahok menyatakan kesiapan untuk membantu proses penyelidikan Kejaksaan Agung.
“Saya siap, saya senang membantu,” ujarnya.
Ahok juga menyoroti rendahnya pengawasan yang menyebabkan terjadinya 'permainan kotor' di dalam pengelolaan minyak.
"Kalau soal itu kita nggak bisa tahu teknis. Itu adalah soal teknis, kalau pemasoknya mencampur ini permainan bajingan lah kenapa lo terima," ungkapnya.
Kejagung mengimbau agar semua pihak yang terlibat dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan kasus ini dan memastikan agar tata kelola Pertamina lebih transparan dan bersih ke depannya.
Kasus Korupsi Minyak Mentah, Ahok Siap Hadir Jika Dipanggil Kejagung
Kejaksaan Agung (Kejagung) membuka peluang memeriksa mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam upaya menuntaskan kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.
Terkait hal itu, Ahok menyatakan siap dipanggil Kejagung. Menurut Politikus PDIP ini, senang memantu lembaga tersebut.
"Saya siap, saya senang membantu," kata dia dalam wawancara khusus dengan Liputan6 SCTV dikutip Jumat (28/2/2025).
Ahok kemudian singgung lemahnya pengawasan di Pertamina, sehingga melenggangkan permainan kotor di dalam pengelolaan minyak.
"Kalau soal itu kita enggak bisa tahu teknis. Itu adalah soal teknis, kalau pemasoknya mencampur ini permainan bajingan lah kenapa lo terima," ujar dia.
Lebih lanjut, Ahok menjelaskan, ahli-ahli minyak seharusnya bisa langsung melakukan pengujian, bukan baru mengetes setelah minyak tiba di Tanjung Priok.
"Kita punya insinyur-insinyur bisa ngetes dong. masak minyak masuk kapal mesin ngetes di Tanjung Priok ngetesnya. kalau gitu semua pecat aja," tambah dia.
Dia lalu mengungkit kembali soal pengadaan bus Transjakarta yang dulu sempat bikin heboh, di mana dia memilih menolak bus yang tak sesuai spesifikasi ketimbang tetap menerima yang berpotensi menimbulkan kerugian negara.
"Jadi waktu anda masukan bus itu ke Jakarta, gua lihat speknya gak sesuai ya gue tolak. Lalu gimana dong bus gue udah banyak udah dateng. 'emang gue pikirin kenapa lu mau curang-in gue'," kata Ahok.
Advertisement
Tak Gentar
Karena itu, Ahok menegaskan tak gentar jika diperiksa oleh Kejaksaan Agung. Tak main-main, Ahok mengaku punya rekaman rapat saat masih menjabat di Pertamina. Dia bahkan menantang agar persidangan nanti dibuka untuk publik.
Dia ingin seluruh rakyat Indonesia mendengar sendiri apa yang sedang terjadi di perusahaan tersebut.
"Gue sudah ngomong kok makanya saya seneng kalau jaksa mau panggil saya punya rekaman rapat suara semua. Saya cuman minta pak jaksa sidang terbuka di republik ini," ujar dia.
"Saya enang kalau di sidang semua rekaman rapat diputar biar seluruh rakyat Indonesia mendengar apa yang terjadi di Pertamina apa yang saya marah-marah di sana. kalau semua periksa minyak. Penerimaan buku tulis, pembelian beras mesti saya. kalau gitu ngapain ada ratusan ribu pegawai," dia menandaskan.
Reporter: Nur Habibie/Merdeka
