Liputan6.com, Jakarta - Puluhan ton sampah tersangkut di bawah jembatan Kemang Pratama, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, sejak Jumat pagi (7/3/2025). Sampah yang terdiri dari berbagai material itu terbawa arus Kali Bekasi saat bencana banjir terjadi Selasa, 4 Maret 2025.
Mayoritas sampah merupakan limbah rumah tangga yang bercampur puing-puing bangunan yang rusak akibat banjir. Banyak juga sampah kiriman dari hulu yang terbawa derasnya arus Kali Bekasi dan akhirnya bermuara di bawah jembatan tersebut.
Baca Juga
Tumpukan sampah membuat pemandangan di sepanjang bawah jembatan Kemang Pratama terlihat sangat kumuh dan mengganggu mata. Warga sekitar juga khawatir kondisi ini akan menghambat aliran air kali, sehingga dapat memicu banjir.
Advertisement
"Dari pagi udah begini kondisinya (sampah menumpuk). Dari kemarin sebenarnya udah banyak sampah yang nyangkut di bawah jembatan, tapi ini tambah parah," kata Wahyudin, warga sekitar.
Meski sudah sangat menumpuk, namun belum ada satu pun petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi yang melakukan penguraian sampah di lokasi. Padahal saat ini masih memasuki musim hujan yang pastinya rentan dengan banjir.
"Belum ada petugas kebersihan. Padahal sekarang kan masih musim hujan, bisa banjir lagi kalau belum diangkut juga," ungkap Wahyudin.
Warga berharap dinas terkait dapat segera mengevakuasi tumpukan sampah di bawah jembatan, untuk mencegah terjadinya banjir di perumahan elite tersebut. "Semoga cepat diangkut sampahnya, takutnya banjir lagi," ucap Wahyudin.
Jembatan Kemang Pratama Ambles
Selain sampah, banjir besar juga menyebabkan jembatan Kemang Pratama ambles dengan lebar kurang lebih sepuluh meter. Kejadian ini menyebabkan akses jalan menuju Perumahan Kemang Pratama dialihkan ke sisi jembatan di sebelahnya.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sempat meninjau ke lokasi mengatakan, kondisi jembatan yang rusak parah merupakan dampak dari banjir, yang juga mengakibatkan penumpukan sampah di kali.
"Jembatan ini putus, hancur akibat banjir kemarin. Kita juga melihat adanya penumpukan sampah di sungai yang sudah menyerupai pulau-pulau kecil. Ini harus segera dibersihkan," ucap AHY kepada awak media, Kamis, 6 Maret 2025.
Sebagai upaya penanganan, AHY menyampaikan akan berkoordinasi dengan TNI Angkatan Darat, khususnya Satuan Zeni, yang memiliki keahlian dalam konstruksi cepat, yang memang dibutuhkan saat kondisi darurat.
Selain itu juga akan dilakukan pembersihan sungai dan pembangunan jembatan sementara. Langkah ini demi memastikan aktivitas warga tetap berjalan normal, sambil menunggu jembatan diperbaiki secara permanen.
"Jadi mudah-mudahan yang penting itu dulu diutamakan setelah itu tentu kita dalam jangka menengah atau jangka berikutnya, kita akan lakukan perbaikan secara permanen," kata AHY.
Mitigasi Bencana
AHY yang juga ikut dalam rapat koordinasi bersama Menko PKM dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, menekankan pentingnya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan. Dengan langkah tepat dan persiapan yang matang, ia yakin bencana dapat teratasi dengan baik.
"Kami dari Kementerian Infrastruktur dan Pemkot Bekasi tengah melakukan langkah-langkah cepat, termasuk memperkuat tanggul-tanggul dan menata tata ruang yang lebih baik," jelasnya.
Ia juga menyebut pentingnya pencegahan banjir rob dan penguatan infrastruktur terkait krisis iklim, seperti pembangunan tanggul laut di utara yang turut berkontribusi pada peningkatan risiko banjir.
Advertisement
Infografis
