Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Amien Suyitno mengatakan, Program Studi Kedokteran dan Program Profesi Dokter UIN Walisongo akan menekankan pendekatan kedokteran regeneratif berbasis riset, serta menjadi satu-satunya Fakultas Kedokteran di Indonesia yang menyediakan wahana pembelajaran Stem Cell untuk riset kanker.
"Ini menjadi langkah strategis UIN Walisongo untuk hadir sebagai pelopor pendidikan medis yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga inovatif dan solutif terhadap tantangan kesehatan modern," kata Amien dalam keterangan persnya, Kamis (10/4/2025).
Amien menyambut dengan antusiasme, atas hadirnya FK UIN Walisongo sebagai bagian dari wajah baru transformasi pendidikan tinggi Islam. Menurut dia, fakultas ini menjadi bentuk konkret pengamalan Kurikulum CINTA, ruh dari pendidikan Islam masa kini.
Advertisement
“Kita ingin melahirkan dokter-dokter muslim yang mencintai Allah dengan ilmu yang diamalkan, mencintai sesama dengan pelayanan kemanusiaan, mencintai lingkungan melalui praktik medis berkelanjutan, dan mencintai bangsa lewat kontribusi nyata dalam kesehatan masyarakat,” terang Amien.
Senada dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam pada Ditjen Pendis Kemenag, Sahiron menekankan, pendirian FK UIN Walisongo telah melewati proses seleksi ketat. Hal itu menyangkut kesiapan SDM, infrastruktur, dan sistem penjaminan mutu.
"Kementerian Agama terus mendorong PTKIN menjadi pusat keunggulan dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan. Kita ingin para dokter dari PTKIN tidak hanya unggul secara akademik, tapi juga membawa nilai-nilai keislaman dan kepekaan sosial ke tengah masyarakat,” tegas Sahiron.
Cetak Dokter Berkarakter dan Religius
Kemudian Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Nizar menegaskan, fakultas kedokteran dirancang untuk mencetak dokter muslim yang berkarakter kuat, religius, dan memiliki kepekaan sosial tinggi. Distingsi lulusan dirumuskan dalam sembilan karakter khas bertajuk “W-A-L-I-S-O-N-G-O” yang bermakna Wise, Adaptive, Literate, Intellect, Strong-willed, Obedient, Nurturant, Growth Mindset, dan Open-minded.
“Kami ingin menghadirkan dokter yang tidak hanya cerdas secara ilmiah, tetapi juga memiliki nurani, empati, serta dedikasi tinggi dalam pelayanan kemanusiaan. Ini bukan sekadar pendidikan medis, tapi juga pendidikan karakter dan spiritualitas,” ungkap Prof Nizar.
Mantan Sekjen Kemenag ini memastikan, kesiapan infrastruktur menjadi keunggulan lain UIN Walisongo, mulai dari gedung fakultas, laboratorium kedokteran, rumah sakit satelit, hingga pembangunan rumah sakit pendidikan telah disiapkan secara matang.
"UIN Walisongo juga telah menyiapkan 26 tenaga pendidik profesional dari rumpun biomedik, biomedis, dan kesehatan masyarakat, serta mengajukan 30 dosen PNS bidang kedokteran yang telah mendapat persetujuan," ungkap Nizar.
Advertisement
FK UIN Walisongo Terima 50 Mahasiswa Tahun Ini
Tak hanya unggul dalam fasilitas, Prof Nizar memastikan, Fakultas Kedokteran UIN Walisongo juga mengusung pendekatan unik dalam modifikasi gaya hidup untuk manajemen penyakit diabetes melitus, menjadi salah satu fokus utama dalam kurikulumnya.
Sebagai informasi, Fakultas Kedokteran UIN Walisongo akan mulai menerima 50 mahasiswa baru tahun ini, terbuka bagi lulusan SMA/MA dari seluruh Indonesia yang memiliki tekad kuat menjadi dokter berintegritas dan berdedikasi.
Diketahui, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang resmi mendirikan Fakultas Kedokteran berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 193/B/O/2025.
Hal ini tak menambah deretan PTKIN dengan program studi kedokteran, tetapi juga membawa kekhasan dan visi transformasional yang berbeda dari fakultas kedokteran lainnya.
