Bentuk terasering yang selama ini terkubur di lereng Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, mulai tersingkap. Beberapa bentuk terasering pada gunung yang kerap disebut gunung 'piramida' itu mirip dengan yang ada di situs Machu Picchu, Peru.
Temuan itu terungkap dari hasil eskavasi yang dilakukan di lereng timur Gunung Padang oleh Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang bersama puluhan arkeolog dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB), dan warga sekitar pada 24 hingga 28 Juni 2013.
"Penggalian ini berfokus pada struktur di usia 600 Sebelum Masehi, atau termuda dibanding lapisan bangunan atau peradaban di bawahnya. Lokasinya di lereng timur situs Gunung Padang," kata Ketua Tim Arkeologi dari Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang, Dr Ali Akbar, saat dihubungi, Minggu (30/6/2013).
Ali Akbar akui, lapisan tanah yang menimbun struktur bangunan belum dikupas seluruhnya. Kendati begitu, penggalian terakhir berhasil mengungkap beberapa "contoh" bentuk terasering. Temuan ini memperkuat hasil penelitian tim terpadu sebelumnya tentang keberadaan struktur bangunan di bawah situs Gunung Padang.
Berdasarkan hasil penelitian selama Juni 2013, luasan situs Gunung Padang juga dikoreksi dari 900 meter persegi menjadi 15 hektare. Penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang masih berlanjut. "Hari Minggu ini saya ada di lokasi lagi. Melanjutkan riset," ujar Ali Akbar.
Penelitian di Situs Gunung Padang dilakukan sejak November 2011. Setelah penelitian selama hampir 2 tahun, diketahui bahwa Situs Gunung Padang bukanlah situs sederhana melainkan struktur bangunan yang sangat besar.
Para peneliti memperkirakan luas situs itu 10 kali luas Candi Borobudur di Jawa Tengah. Tim geologi memperkirakan susunan batu pada setiap lapisan dalam struktur yang ada di Gunung Padang berbeda usianya. (Ant/Ism)
Temuan itu terungkap dari hasil eskavasi yang dilakukan di lereng timur Gunung Padang oleh Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang bersama puluhan arkeolog dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB), dan warga sekitar pada 24 hingga 28 Juni 2013.
"Penggalian ini berfokus pada struktur di usia 600 Sebelum Masehi, atau termuda dibanding lapisan bangunan atau peradaban di bawahnya. Lokasinya di lereng timur situs Gunung Padang," kata Ketua Tim Arkeologi dari Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang, Dr Ali Akbar, saat dihubungi, Minggu (30/6/2013).
Ali Akbar akui, lapisan tanah yang menimbun struktur bangunan belum dikupas seluruhnya. Kendati begitu, penggalian terakhir berhasil mengungkap beberapa "contoh" bentuk terasering. Temuan ini memperkuat hasil penelitian tim terpadu sebelumnya tentang keberadaan struktur bangunan di bawah situs Gunung Padang.
Berdasarkan hasil penelitian selama Juni 2013, luasan situs Gunung Padang juga dikoreksi dari 900 meter persegi menjadi 15 hektare. Penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang masih berlanjut. "Hari Minggu ini saya ada di lokasi lagi. Melanjutkan riset," ujar Ali Akbar.
Penelitian di Situs Gunung Padang dilakukan sejak November 2011. Setelah penelitian selama hampir 2 tahun, diketahui bahwa Situs Gunung Padang bukanlah situs sederhana melainkan struktur bangunan yang sangat besar.
Para peneliti memperkirakan luas situs itu 10 kali luas Candi Borobudur di Jawa Tengah. Tim geologi memperkirakan susunan batu pada setiap lapisan dalam struktur yang ada di Gunung Padang berbeda usianya. (Ant/Ism)