Bertahan di Rumah Hampir Ambruk, Umi Atiqah: Karena Cinta Pertama

Umi Atiqah bersama suaminya, Ridwan hingga kini masih bertahan tinggal di rumahnya yang hampir ambruk.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 04 Agu 2013, 17:52 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2013, 17:52 WIB
gubuk-130804c.jpg
Kota Jakarta yang menurut sebagian orang merupakan tempat yang bisa memperoleh kehidupan layak ternyata tidak dialami semua orang. Pasangan suami istri, Ridwan (83) dan Umi Atiqah (60), warga Tanah Merdeka, Nomor 21, RT 14/07, Kalibaru, Jakarta Utara, ini tinggal di atas selokan selama 23 tahun.

"Ya saya sama suami selalu pakai sendal. Tempat aman cuma di atas kasur saja, karena agak tinggi. Kalau ke dapur ya pakai sepatu karena beceknya dalam," kata Umi Atiqah saat ditemui Liputan6.com di Kalibaru, Jakarta, Minggu (4/8/2013).

Wanita kelahiran Pamanukan itu mengaku tidak memiliki pilihan untuk tinggal di tempat lain. Selain sang suami yang bekerja serabutan, faktor usia juga sudah menghambat gerak mereka.

"Ya saya tiap bulannya berharap dari anak-anak saya saja, tapi banyak yang cuek juga. Buat buka puasa ya paling air putih sama kurma 2 biji (dikasih tetangga)," terangnya.

Dia mengungkapkan, kekuatan untuk tetap bertahan hidup dengan sang suami tidak lain karena Ridwan adalah cinta pertamanya. Rumah yang sudah menghawatirkan dengan kondisi tampak roboh sejak 10 tahun lalu pun tak dihiraukannya.

"Saya awalnya nikah sama orang Betawi, tapi sudah meninggal ketabrak mobil. Nah suami saya sekarang ini kebetulan cinta pertama saya. Saya ditinggal suami dan kebetulan istri Pak Haji (panggilan mesra sang suami) juga meninggal. Nah akhirnya saya nikah," tuturnya.

Pantauan Liputan6.com, rumah dengan dominasi kayu bekas, lebar 5 meter dan panjang 3 meter ke belakang sudah benar-benar tidak layak dihuni. Rumah yang berpondasi tanah got itu pun menimbulkan aroma yang tidak sedap. Nyamuk, lalat, dan tikus pun lalu lalang di dalam rumah tersebut.

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, melakukan sidak dengan mengunjungi lansia yang butuh penanganan. Menurut Salim, untuk menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), pihaknya tidak bisa bekerja sendirian.

"Perlu dukungan banyak pihak, mulai dari swadaya masyarakat hingga ke tingkat pemerintah. Perlu strategi terukur dan terprogram dengan banyak pihak terkait. Saat ini 1,8 juta lansia terlantar dengan rumah tidak layak huni dan butuhkan penanganan serius," pungkas Salim.

Dalam sidak, Salim juga memberikan bantuan uang Rp 10 juta untuk merenovasi bangunan. Salim juga memohon kepada warga sekitar untuk bisa ambil peran dalam renovasi rumah Umi Atiqah. (Frd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya