Teknologi membuat kartu lebaran ditinggalkan masyarakat di Tanah Air. Tapi tahukah Anda, bila tradisi mengirim kartu lebaran ternyata sudah dimulai sejak masa Kolonial Belanda? Berikut asal usul kartu lebaran di Tanah Air.
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Jumat (9/8/2013), pada tahun 1980-an hingga 1990-an, kartu ucapan Lebaran ini sangat populer.
Bahkan rangkaian ucapan maaf pun menjadi karya seni dari para seniman Pasar Baru yang laris dipesan para pejabat Orde Baru. Kertas foto daur ulang dilapis air menjadi kartu ucapan unik dengan harga Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu.
Namun kini, teknologi informasi sudah menggilas kartu Lebaran itu. Telepon seluler dan surat elektronik telah menggantikan peranannya. (Eks)
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Jumat (9/8/2013), pada tahun 1980-an hingga 1990-an, kartu ucapan Lebaran ini sangat populer.
Bahkan rangkaian ucapan maaf pun menjadi karya seni dari para seniman Pasar Baru yang laris dipesan para pejabat Orde Baru. Kertas foto daur ulang dilapis air menjadi kartu ucapan unik dengan harga Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu.
Namun kini, teknologi informasi sudah menggilas kartu Lebaran itu. Telepon seluler dan surat elektronik telah menggantikan peranannya. (Eks)