Kemerdekaan mestinya memiliki arti perubahan hidup yang lebih baik. Namun ternyata, masih banyak orang Indonesia yang belum menikmatinya.
Salah seorang di antaranya adalah Rohadi. Hingga usianya 70 tahun, veteran pejuang Dwikora yang tinggal di Semarang ini masih harus mengayuk becak demi melanjutkan kehidupan.
Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (17/8/2013), di rumahnya yang sederhana di Trengguli, Karang Kidul, Semarang, dengan senang hati dan dengan sepenggal kebanggaan yang tersisa, Rohadi menunjukkan piagam yang ia terima dari negara. Piagam tanda terima kasih negara kepadanya berupa sertifikat yang mengesahkannya sebagai seorang sukarelawan Dwikora.
Selain itu, Rohadi juga menunjukkan foto masa mudanya saat menjadi pejuang Dwikora.
Puluhan tahun silam, Rohadi rela mempertaruhkan nyawa demi kedaulatan Indonesia dengan bergabung dalam pasukan sukarelawan. Saat itu, Indonesia tengah berkonfrontasi dengan negeri jiran, Malaysia.
Kini puluhan tahun berlalu, Rohadi tak kunjung menikmati kehidupan yang lebih baik. Hingga usianya 70 tahun, ia masih harus mengayuh becak untuk menghidupi keluarganya. Apa boleh buat, karena pekerjaan yang lebih baik tak kunjung ia dapatkan.
Betapa pun berat hidup, Rohadi tak hendak mengeluh dan menyesal telah berjuang demi negara. Ia tetap mensyukuri uang tunjangan veteran Rp 250 ribu per bulan.
Namun ia juga berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib para veteran pejuang lain yang bisa jadi bernasib lebih buruk darinya. (Ali)
Salah seorang di antaranya adalah Rohadi. Hingga usianya 70 tahun, veteran pejuang Dwikora yang tinggal di Semarang ini masih harus mengayuk becak demi melanjutkan kehidupan.
Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (17/8/2013), di rumahnya yang sederhana di Trengguli, Karang Kidul, Semarang, dengan senang hati dan dengan sepenggal kebanggaan yang tersisa, Rohadi menunjukkan piagam yang ia terima dari negara. Piagam tanda terima kasih negara kepadanya berupa sertifikat yang mengesahkannya sebagai seorang sukarelawan Dwikora.
Selain itu, Rohadi juga menunjukkan foto masa mudanya saat menjadi pejuang Dwikora.
Puluhan tahun silam, Rohadi rela mempertaruhkan nyawa demi kedaulatan Indonesia dengan bergabung dalam pasukan sukarelawan. Saat itu, Indonesia tengah berkonfrontasi dengan negeri jiran, Malaysia.
Kini puluhan tahun berlalu, Rohadi tak kunjung menikmati kehidupan yang lebih baik. Hingga usianya 70 tahun, ia masih harus mengayuh becak untuk menghidupi keluarganya. Apa boleh buat, karena pekerjaan yang lebih baik tak kunjung ia dapatkan.
Betapa pun berat hidup, Rohadi tak hendak mengeluh dan menyesal telah berjuang demi negara. Ia tetap mensyukuri uang tunjangan veteran Rp 250 ribu per bulan.
Namun ia juga berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib para veteran pejuang lain yang bisa jadi bernasib lebih buruk darinya. (Ali)