Resolusi Damai Jokowi dengan PKL

Pasar Blok G Tanah Abang bisa menjadi model untuk penataan PKL yang masih menjamur di sejumlah tempat di ibukota.

oleh Addy Hasan diperbarui 03 Sep 2013, 00:01 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2013, 00:01 WIB
blok-g-resmi-2-130902b.jpg
Kesemrawutan tata kota Jakarta, terutama yang disebabkan pedagang kaki lima (PKL), mulai terurai. Meski sempat mendapat perlawanan, ratusan PKL yang biasa berjualan di pinggir jalan bersedia direlokasi. Salah satunya diPasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Peresmian Pasar Blok G Tanah Abang, yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi, Senin 29 Agustus 2013, disambut meriah para PKL. Relokasi PKL dari jalanan ke dalam Gedung Blok G dirasa sangat membantu para pedagang sehingga dapat berjualan lebih nyaman. Pembeli pun juga mengaku senang PKL dipindahkan ke dalam gedung.

Tak hanya itu, untuk menghidupkan kawasan Blok G Tanah Abang, Dinas Perhubungan DKI juga mengarahkan angkutan umum seperti mikrolet, bus-bus dalam kota bahkan bus antarkota melintasi jalan di depan Blok G. Dishub DKI juga akan menyediakan halte agar bus yang melintas agar tidak ngetem sembarangan. Bagi pedagang yang sudah mendapat tempat di Blok G, selama 6 bulan ke depan biaya sewa kios akan digratiskan. Sementara 1 bulan pertama biaya listik dan air juga dibebaskan.

PD Pasar Jaya akan terus melakukan evaluasi terhadap pada pedagang. Jika kedapatan ada pedagang yang bermalas-malasan berjualan atau bahkan menyewakan kiosnya kepada orang lain, izin sewanya akan dicabut dan digantikan PKL yang belum mendapatkan kios. Karena sekitar 600 PKL korban relokasi belum mendapatkan kios dan masuk daftar tunggu.

Jokowi juga minta Dinas Koperasi dan UMKM DKI membekali para pedagang dengan pelatihan komunikasi dan manajemen berdagang bagi para pedagang yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan. Hal tersebut dilakukan agar para pembeli merasa nyaman berbelanja di Blok G.

"Dinas Koperasi, segera diberi training bagaimana cara melayani pembeli dengan baik. Jangan ada pembeli datang didiemin," urai Jokowi.

Bahkan, Jokowi memerintahkan jajarannya membuat iklan di media massa sebagai bagian dari promosi pasar Blok G untuk mendorong pembeli dan memperkenalkan pasar 4 lantai tersebut.

Jokowi juga minta digelar pertunjukan musik dan seni di pasar Blok G diadakan selama 6 bulan untuk menarik minat masyarakat berbelanja. Bahkan, jika perlu, mantan Walikota Solo itu juga minta PD Pasar Jaya memberikan undian berhadiah kepada para pengunjung  pasar dengan hadiah-hadiah menarik layaknya yang biasa dilakukan mal dan pusat perbelanjaan modern.

"Saya tahu ibu-ibu ini pasti suka kan belanja kalau ada hadiahnya. Makanya saya minta sama Pak Djangga (Dirut PD Pasar Jaya) di depan ini, ditaruh hadiah mobil dan motor. Taruh motor 2, mobil 1, jangan mau kalah dong sama mal," ungkap Jokowi.

Mendengar permintaan Jokowi, Djangga Lubis pun menyanggupinya. Tidak hanya itu, agar serasa seperti di mall, pihaknya melengkapi pasar Blok G dengan akses WiFi dan ATM center.

Beking

Menata PKL Tanah Abang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Rencana Pemprov DKI Jakarta sempat ditentang keras banyak pihak yang berkepentingan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok pun pernah bersitegang dengan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung Lunggana.

Ahok yang merupakan mantan Walikota Belitung Timur itu pernah didemo sekelompok orang yang tergabung dalam Rajjam Ahok (Rakyat Jakarta Jahit Mulut) Ahok, Senin 29 Juli lalu. Jokowi pun khawatir dengan keselamatan Ahok dan memerintahkan Brimob untuk mengevakuasi dirinya.

"Saya mau dievakuasi, Pak Gubernur minta Brimob supaya evakuasi saya kemarin, karena sudah gedor-gedor pintu," kata Ahok dalam video yang dikutip Liputan6.com, Jumat 2 Agustus 2013 lalu.

Namun, Ahok menolak dievakuasi. Dia justru meminta anak buahnya untuk bersiaga. "Saya minta orang saya isi pelurunya full, kalau kalian takut saya cabut pistolnya," cetus Ahok dalam video yang diunggah akun Pemprov DKI ke laman Youtube 31 Juli itu.

Dalam unjuk rasa itu, 5 perwakilan Rajjam Ahok, yang juga merupakan massa pendukung Lulung Lunggana ditemui Ahok di ruang kerja di lantai 2, Balaikota DKI Jakarta.

Kepada Ahok, pendemo sempat menuding mantan Bupati Belitung Timur itu telah menyebut Lulung tolol dan terlibat sewa-menyewa lapak di Tanah Abang. Ahok pun heran dan bertanya, pernyataannya yang mana yang dianggap menyinggung Lulung itu.

"Yang mana omongan saya? Harusnya tidak ada anggota DPRD yang menjadi beking terhadap penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang," ujar Ahok, Senin 29 Juli 2013 lalu.

Lulung dan Ahok juga sempat terlibat adu argumen terkait penggususran para PKL yang berada di bahu jalan Pasar Tanah Abang. Keduanya adu mulut melalui telepon saat sejumlah demonstran pendukung Lulung menemui Ahok.

Lulung Lunggana pun akhirnya luluh setelah Jokowi turun tangan. Lulung menilai Jokowi lebih perhatian terhadap PKL Pasar Tanah Abang ketimbang Ahok. Penilaian itu dilontarkan Lulung terkait rencana Jokowi bertemu dengan PKL Tanah Abang setelah Lebaran.

"Pak Jokowi begitu perhatian terhadap PKL Tanah Abang. Ini bukti kalau Pak Jokowi lebih mengerti persoalan PKL ketimbang wakilnya, Ahok yang hanya bisa berbicara di media dengan pernyataan-pernyataannya yang arogan," ujar Haji Lulung dalam pernyataan tertulisnya, Rabu 7 Agustus 2013 lalu.

Harapan PKL

Pasar Blok G memang belum 100 persen sempurna. Di beberapa sudut dan kios, meski belum selesai dicat dan direnovasi, seluruh pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi ke Pasar Blok G Tanah Abang, diwajibkan membuka kiosnya saat peresmian oleh Jokowi. Jika tidak, maka kontrak penggunaan kios akan hangus.

Meski demikian, usaha Jokowi-Ahok untuk menata Ibukota terutama kepada PKL yang selama ini membandel perlahan mulai membuahkan hasil. Pemprov DKI juga menyiapkan lapak khusus bagi PKL di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sekitar 185 Lapak di lantai 1 Gedung C, PD Pasar Jaya Pasar Minggu diundi untuk para PKL yang ditertibkan dari badan jalan.

Sebanyak 185 lapak diperuntukkan bagi pedagang pakaian, aksesoris, elektronik dan sejenisnya. Setelah mendapatkan lokasi lapak, para PKL bisa menempatinya besok. Meski digratiskan sewa selama 6 bulan, namun sebagian pedagang mengaku kecewa karena ukuran lapak dinilai kecil. Mereka berharap lokasi baru itu ramai pembeli.

Selayaknya, Pasar Blok G Tanah Abang bisa menjadi role model untuk penataan PKL Ibukota yang masih menjamur. Kondisi berbeda dirasakan pedagang Pasar Gembrong Cipinang Besar atau Pasar Gemrong baru, Jakarta Timur yang digusur dari bahu jalan. Kondisi pasar masih sepi karena para pedagang memang belum pindah dan kebanyakan mengeluh akan minimnya lahan parkir yang disediakan.

Jika penataan PKL secara komprehensif tidak dilakukan, maka penolakan dan kericuhan yang mewarnai penertiban PKL seperti di jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, akan terus terjadi. Jika tidak ditangani dengan baik, maka ongkos sosial, ekonomi dan politik bisa lebih besar ketimbang mengatasi kemacetan lalu lintas. Semoga sukses Resolusi Damai bersama PKL, Pak Jokowi! (Adi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya