Forum Pemred Gelar Kongres Kebangsaan

Acara Kongres Kebangsaan Forum Pemre ditu untuk membicarakan pekerjaan rumah bangsa pascareformasi bergulir selama 15 tahun.

oleh Addy Hasan diperbarui 19 Okt 2013, 11:02 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2013, 11:02 WIB
forum-pemred-131019b.jpg
Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) akan menggelar Kongres Kebangsaan yang akan mengundang semua pemimpin partai, para pimpinan lembaga negara, gubernur, dan bupati seluruh Indonesia untuk membicarakan pekerjaan rumah bangsa pasca-reformasi bergulir selama 15 tahun. Forum Pemred yang terdiri dari sejumlah pemimpin redaksi media nasional itu dibentuk di Bali, beberapa waktu lalu.

"Ini perhelatan penting untuk menggagas kembali haluan bangsa menuju 100 tahun Indonesia merdeka," kata Ketua Forum Pemred Nurjaman Mochtar di Jakarta, Jumat 18 Oktober 2013.

Nurjaman menuturkan, menurut rencana Kongres Kebangsaan akan dilangsungkan di Jakarta 10-11 Desember 2013 mendatang dan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Wakil Ketua MPR Hajrianto Y Thohari menyambut baik Kongres Kebangsaan tersebut karena bertujuan mengevaluasi kembali perjalanan reformasi, termasuk amandemen UUD 1945 yang sudah dilangsungkan.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Hanura Fuad Bawazier menilai keadaan pascareformasi perlu dikaji kembali, terlebih dirinya ikut serta dalam perumusan amandemen UUD 1945.

"Saya ikut dalam perumusan amandemen UUD 45, tetapi saya sekarang merasakan keadaan tidak lebih baik," kata Fuad.

Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengakui gagasan Forum Pemred memiliki kesamaan dengan perjuangan partainya.

"Kongres Kebangsaan yang digagas Forum Pemred ini sejalan dengan perjuangan partai kami. Untuk itu, surat tugas untuk hadir di FGD ini langsung ditandatangani oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati," imbuh Ahmad.

Apresiasi terhadap gagasan penyelenggaraan Kongres Kebangsaan juga disampaikan oleh Ketua DPP Partai Demokrat Andi Nurpati.

"Kami pemimpin partai, anggota DPR, MPR, dan DPD terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Mungkin tak sempat duduk bersama memikirkan apakah otonomi daerah dan pilkada secara langsung ini baik atau buruk bagi bangsa ini," kata Andi.

Pakar politik Yudi Latif yang menjadi Ketua Badan Pekerja Kongres Kebangsaan mengatakan perkembangan demokrasi Indonesia ibarat berlari di atas landasan yang goyah.

"Perubahan demi perubahan terus terjadi di atas patahan lempengan konstitusional yang belum mencapai titik keseimbangan," tukas Yudi. (Ant/Adi/Riz)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya