Ahok: Buruh Jangan Paksa Teman-temannya Ikut Mogok

Wagub Ahok meminta buruh yang berunjuk rasa tidak memaksa buruh lain berhenti bekerja. Buruh harus duduk bersama membahas tuntutan mereka.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 31 Okt 2013, 14:41 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2013, 14:41 WIB
ahok130618b.jpg
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyayangkan paksaan kepada buruh yang sedang bekerja untuk ikut mogok. Menurutnya, jika pabrik terpaksa ditutup, imbasnya kepada buruh harian yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan gaji untuk menghidupi keluarganya.

"Yang kita sayangkan kalau mereka paksa orang supaya ikut mogok kerja dan sweeping. Kita minta kepada aktivis buruh untuk mengerti. Tuntutan kalian tidak salah, mau demo juga tidak salah. Tapi jangan memaksa buruh untuk sweeping dan menghentikan produksi," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Kamis (31/10/2013).

Ahok menginginkan buruh duduk bersama pengusaha dan pemerintah dalam rapat Dewan Pengupahan untuk menyelesaikan persoalan UMP. Selain itu, kata Ahok, bila menurut buruh Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sangat rendah, Pemprov DKI sebenarnya sudah membantu meringankan beban mereka.

"Pemerintah membantu dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), menyiapkan transportasi berbiaya murah, dan tempat tinggal murah (rumah susun). Jadi mari kita duduk bersama," kata Ahok.

Dalam aksi mogok nasional hari ini, sejumlah buruh melakukan sweeping untuk memaksa buruh lain yang tetap bekerja untuk ikut mogok. Seperti di Kawasan Industri Pulogadung (KIP), Jakarta Timur, ketegangan bermula saat massa buruh menemukan satu pabrik yang masih beroperasi.

Petugas keamanan perusahaan menyatakan sudah tak ada lagi karyawan di dalam pabrik. Namun, pendemo merasa dibohongi. Massa dan petugas keamanan pun terlibat adu mulut. Emosi buruh lain seketika tersulut. Aksi saling dorong dan adu mulut dengan petugas keamanan tak terhindarkan. (Ado/Yus)



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya