Anggaran Rp 2,5 triliun untuk proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang terlalu mahal. Untuk mewujudkan proyek itu, sebenarnya hanya dibutuhkan anggaran Rp 1,7 triliun.
Demikian kesaksian Direktur Teknik dan Operasi PT Biro Insinyur Exakta Sonny Anjangsono dalam persidangan untuk terdakwa kasus proyek Hambalang, Deddy Kusdinar. Dedy merupakan mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora.
"Dengan gambar yang saya peroleh, maksimum Rp 1,7 triliun," kata Sonny di gedung pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2013).
PT Biro Insinyur Exakta (BIE) merupakan rekanan Kementerian Pemuda dan Olah Raga. PT BIE yang melakukan perhitungan berdasarkan master plan 2006 kemudian mundur karena telah mencium "aroma korupsi" dalam proyek itu.
Sonny menjelaskan data yang diterimanya dari Sesmenpora Wafid Muharram tentang anggaran Hambalang juga tidak rasional.
"Hasil akhirnya saya nyatakan Rp 2,5 triliun tidak mungkin untuk membangun fasilitas di tanah Hambalang. Ada alasan teknis harga satuan Bogor, saya berikan hitungannya," ujar Sonny. (Eks/Ism)
Demikian kesaksian Direktur Teknik dan Operasi PT Biro Insinyur Exakta Sonny Anjangsono dalam persidangan untuk terdakwa kasus proyek Hambalang, Deddy Kusdinar. Dedy merupakan mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora.
"Dengan gambar yang saya peroleh, maksimum Rp 1,7 triliun," kata Sonny di gedung pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2013).
PT Biro Insinyur Exakta (BIE) merupakan rekanan Kementerian Pemuda dan Olah Raga. PT BIE yang melakukan perhitungan berdasarkan master plan 2006 kemudian mundur karena telah mencium "aroma korupsi" dalam proyek itu.
Sonny menjelaskan data yang diterimanya dari Sesmenpora Wafid Muharram tentang anggaran Hambalang juga tidak rasional.
"Hasil akhirnya saya nyatakan Rp 2,5 triliun tidak mungkin untuk membangun fasilitas di tanah Hambalang. Ada alasan teknis harga satuan Bogor, saya berikan hitungannya," ujar Sonny. (Eks/Ism)