Ketua DPD: Penyadapan Australia Lukai Jati Diri RI

Hingga kini, belum ada permintaan maaf yang terucap dari Perdana Menteri Australia Tony Abbot atas dugaan penyadapan itu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Nov 2013, 13:45 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2013, 13:45 WIB
irman-gusman-130702b.jpg
Australia dan Indonesia masih bersitegang, menyusul penyadapan yang dilakukan intelijen Negeri Kanguru itu terhadap Presiden SBY dan sejumlah pejabat RI pada 2009 silam. Indonesia geram. Kelakuan Australia dinilai sebagai pelanggaran privasi.

"Bila benar telah terjadi pelanggaran hak privasi kepala negara dan pejabat tinggi lainnya, kami sangat menyesalkan insiden tersebut," ucap Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (19/11/2013).

Irman menuturkan, penyadapan yang dilakukan Australia telah melukai jati diri Indonesia. Dia pun mendesak agar langkah-langkah diplomasi antara Australia dan Indonesia segera digelar.

"Tetangga yang dekat itu lebih baik dari saudara yang jauh. Tapi insiden penyadapan telah itu telah melukai jati diri kita sebagai bangsa yang bermartabat," tuturnya.

"Maka kami meminta dilakukan langkah-langkah diplomasi yang lebih efektif dan tegas untuk mencegah supaya insiden serupa tidak terjadi lagi di masa-masa mendatang," pungkas Irman.

Hingga kini, belum ada permintaan maaf yang terucap dari Perdana Menteri Australia Tony Abbot atas dugaan penyadapan itu. Australia berdalih, penyadapan merupakan hal lumrah yang diperlukan tiap negara.

"Yang penting, dalam kasus Australia, kami menggunakan semua sumber daya kami, termasuk informasi untuk membantu teman-teman dan sekutu kami, tidak untuk menyakiti mereka," kata Abbott. (Ndy/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya