Tak hanya membunuh Tante Henny (77), Suherman (31) ternyata juga menguras harta kekasihnya itu. Suherman bahkan membawa kartu ATM milik Tante Henny yang selalu digerojok uang dari anaknya.
"Seluruh BB dan ATM dikuasai," kata Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya AKBP Hery Heryawan di kantornya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Untuk menutupi aksinya, Suherman tetap menghidupkan ponsel Tante Henny yang telah dibunuhnya. Sehingga, Suherman tetap bisa berkomunikasi dengan anak Tante Henny yang selalu mengirimkan uang.
"Pelaku SH hidupkan hadphone, masih jawab SMS seolah-olah korban masih ada. Itu untuk keruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Dan korban masih di-support anak Rp 10 juta tiap bulannya, untuk keperluan sehari-hari," tutur Heryawan.
Namun pada akhirnya anak Tante Henny curiga. Sebab, SMS yang dikirim itu tidak seperti bahasa yang digunakan oleh Tante Henny. Karena curiga, sang anak pun melapor ke polisi.
"Ada keanehan, biasa tidak jawab SMS pakai titik-titik. Si anak merasa aneh, dan bahasanya juga aneh. Dan si anak lapor 2 Desember dan kita cocokkan sama ciri-cirinya," jelas Hery.
Kasus pembunuhan itu terjadi pada 30 Oktober silam. Mayat Tante Henny kemudian dimasukkan ke dalam koper. Suherman kemudian membuang koper berisi mayat itu ke Kali Ciruyup, Bogor, Jawa Barat, dengan bantuan Suhanda alias Wanda. Mayat itu kemudian ditemukan pada Sabtu 2 November 2013.
Selain Suherman, Suhanda juga sudah dibekuk. Suhanda dicokok di daerah Serpong Pamulang, Provinsi Banten. Penangkapan ini dilakukan anggota Polres Bogor dan Subdit Jatanras Polda Jabar serta Jatanras Polda Metro Jaya. Kini kasus ini ditangani oleh Polda Metro Jaya. (Eks/Ism)
"Seluruh BB dan ATM dikuasai," kata Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya AKBP Hery Heryawan di kantornya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Untuk menutupi aksinya, Suherman tetap menghidupkan ponsel Tante Henny yang telah dibunuhnya. Sehingga, Suherman tetap bisa berkomunikasi dengan anak Tante Henny yang selalu mengirimkan uang.
"Pelaku SH hidupkan hadphone, masih jawab SMS seolah-olah korban masih ada. Itu untuk keruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Dan korban masih di-support anak Rp 10 juta tiap bulannya, untuk keperluan sehari-hari," tutur Heryawan.
Namun pada akhirnya anak Tante Henny curiga. Sebab, SMS yang dikirim itu tidak seperti bahasa yang digunakan oleh Tante Henny. Karena curiga, sang anak pun melapor ke polisi.
"Ada keanehan, biasa tidak jawab SMS pakai titik-titik. Si anak merasa aneh, dan bahasanya juga aneh. Dan si anak lapor 2 Desember dan kita cocokkan sama ciri-cirinya," jelas Hery.
Kasus pembunuhan itu terjadi pada 30 Oktober silam. Mayat Tante Henny kemudian dimasukkan ke dalam koper. Suherman kemudian membuang koper berisi mayat itu ke Kali Ciruyup, Bogor, Jawa Barat, dengan bantuan Suhanda alias Wanda. Mayat itu kemudian ditemukan pada Sabtu 2 November 2013.
Selain Suherman, Suhanda juga sudah dibekuk. Suhanda dicokok di daerah Serpong Pamulang, Provinsi Banten. Penangkapan ini dilakukan anggota Polres Bogor dan Subdit Jatanras Polda Jabar serta Jatanras Polda Metro Jaya. Kini kasus ini ditangani oleh Polda Metro Jaya. (Eks/Ism)