Ospek Maut, Rektor ITN Malang Dipanggil Mendikbud

"Saya siap memberikan klarifikasi kasus itu. Beberapa dokumen akan saya bawa juga," kata Soeparno.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Des 2013, 12:17 WIB
Diterbitkan 12 Des 2013, 12:17 WIB
itn-malang-131212b.jpg
Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Soeparno Djiwo membenarkan dirinya dipanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menyusul meninggalnya mahasiswa baru Fikri Dolasmantya Surya.

"Benar ada panggilan hari ini. Pak Menteri ingin mengetahui kasus meninggalnya Fikri apakah benar akibat tindakan kekerasan," kata Soeparno melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Malang, Jawa Timur, Kamis (12/12/2013).

Karena itu ia siap memberikan klarifikasi seputar kejadian tersebut. Termasuk, membawa berbagai dokumen pelaksanaan kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) di kawasan Goa Cina.

"Saya siap memberikan klarifikasi kasus itu. Beberapa dokumen akan saya bawa juga," kata Soeparno.

Ia pun bekali-kali membantah kematian Fikri akibat tindakan kekerasan. Meski demikian, Soeparno mengakui dalam pelaksanaan kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) itu peserta dijatah 1-2 botol air mineral per kelompok setiap hari.

"Tidak ada kekerasan. Kematian Fikri karena kelelahan mengikuti kegiatan itu," tutur Soeparno.

Selain dipanggil Mendikbud, Polres Malang juga menelusuri peristiwa itu. Sejumlah mahasiswa panitia KBD dimintai keterangan. Meski demikian, ITN Malang belum menunjuk kuasa hukum.

"Kami menunggu proses di kepolisian dulu," imbuh Soeparno.

Akibat kasus tersebut, pihak ITN menyatakan telah memecat Ketua Jurusan Planologi Ibnu Sasongko dan Sekretaris Jurusan Arief Arief Setyawan dari jabatannya. Selain itu, 110 mahasiswa yang menjadi panitia KBD juga dikenakan sanksi mulai dari pengurangan mata kuliah, skorsing 1 hingga 2 semester.

Fikri meninggal dunia saat menjadi peserta Kemah Bakti Desa (KBD) di Pantai Goa Cina, Malang, Jawa Timur, 13 Oktober lalu.(Adi/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya