Susilo Bambang Yudhoyono menuliskan sejumlah pengalamannya sebelum menjadi presiden dalam buku "SBY Selalu Ada Pilihan". Salah satunya terkait dengan ramalan seorang paranormal.
Kisah itu terjadi saat SBY dan Ani Yudhoyono tengah melaksanakan umrah di Tanah Suci pada akhir April 2004. Umrah dilakukan untuk memenuhi janji, karena Partai Demokrat yang didirikan memenangkan Pemilu 2004.
Kala itu SBY baru saja tiba di Mekah. Tawaf dan sai baru saja dia lakukan di Masjidil Haram. "Saya menerima telepon dari seorang pendukung saya. Ia juga termasuk tim sukses yang peranannya menonjol," tulis SBY pasa halaman 424 buku itu sebagaimana dikutip Liputan6.com, Minggu (19/1/2014).
SBY mengatakan, pendukungnya itu menyampaikan berita yang kurang bagus. Sang pendukung itu mengutip seorang paranormal top yang terkenal dengan ramalan-ramalannya. Paranormal itu meramalkan pemenang Pilpres 2004 bukanlah SBY, tapi calon lain.
"Sesaat saya terdiam. Karena saya tidak berharap ada berita seperti ini. Artinya, mengapa mereka harus sangat percaya terhadap hal-hal begitu," tulis SBY pada bagian 'Banyak yang Ingin Menghubungkan dengan Orang "Pintar".'
SBY mengaku khawatir semangat dan usaha pendukungnya akan kendur. Jika itu terjadi, maka SBY memprediksi akan kalah dalam pemilu presiden. "Kalah karena usaha kita tidak maksimal, atau kurang keras kita bekerja. Bukan karena ramalan itu," tambah SBY.
Akhirnya, SBY menenangkan salah satu tim suksesnya itu. Dia mengatakan ramalan itu belum tentu benar karena hanya Tuhan yang menentukan. SBY mengajak pendukungnya itu untuk berdoa. Ajakan SBY itu rupanya berhasil menenangkan pendukung itu dan anggota tim sukses lainnya.
"Apalagi, pikir mereka, waktu itu saya sedang di Tanah Suci yang mereka percayai doa dan permohonan kita akan dikabulkan oleh Allah SWT," tulis dia.
Tak hanya soal ramalan paranormal. SBY juga menceritakan soal pemberian benda-benda pusaka oleh banyak orang. Benda-benda itu disampaikan melalui Sudi Silalahi.
"Pak Sudi Silalahi pernah menyampaikan kepada saya bahwa banyak yang datang kepadanya untuk menyerahkan sesuatu, seperti pusaka atau benda-benda keramat lain, dengan permintaan agar selanjutnya diserahkan kepada saya," tulis SBY.
Benda-benda yang diberikan itu antara lain berupa cincin dan benda pusaka lainnya. Menerima benda-benda itu, kata SBY, Sudi mengajak para pemberi untuk mendoakan SBY. Sudi meminta para pemberi itu membawa kembali benda-benda pusaka itu. Bagi yang ngotot, Sudi terpaksa menerimanya.
Pengalaman itu ternyata tidak hanya dialami Sudi Silalahi saja. Menurut SBY, pengalaman itu juga dialami oleh anggota tim suksesnya yang lain. Terutama mereka yang sering tampil bareng SBY. "Yang mereka lakukan sama," tulis SBY. (Eks/Ism)
Kisah itu terjadi saat SBY dan Ani Yudhoyono tengah melaksanakan umrah di Tanah Suci pada akhir April 2004. Umrah dilakukan untuk memenuhi janji, karena Partai Demokrat yang didirikan memenangkan Pemilu 2004.
Kala itu SBY baru saja tiba di Mekah. Tawaf dan sai baru saja dia lakukan di Masjidil Haram. "Saya menerima telepon dari seorang pendukung saya. Ia juga termasuk tim sukses yang peranannya menonjol," tulis SBY pasa halaman 424 buku itu sebagaimana dikutip Liputan6.com, Minggu (19/1/2014).
SBY mengatakan, pendukungnya itu menyampaikan berita yang kurang bagus. Sang pendukung itu mengutip seorang paranormal top yang terkenal dengan ramalan-ramalannya. Paranormal itu meramalkan pemenang Pilpres 2004 bukanlah SBY, tapi calon lain.
"Sesaat saya terdiam. Karena saya tidak berharap ada berita seperti ini. Artinya, mengapa mereka harus sangat percaya terhadap hal-hal begitu," tulis SBY pada bagian 'Banyak yang Ingin Menghubungkan dengan Orang "Pintar".'
SBY mengaku khawatir semangat dan usaha pendukungnya akan kendur. Jika itu terjadi, maka SBY memprediksi akan kalah dalam pemilu presiden. "Kalah karena usaha kita tidak maksimal, atau kurang keras kita bekerja. Bukan karena ramalan itu," tambah SBY.
Akhirnya, SBY menenangkan salah satu tim suksesnya itu. Dia mengatakan ramalan itu belum tentu benar karena hanya Tuhan yang menentukan. SBY mengajak pendukungnya itu untuk berdoa. Ajakan SBY itu rupanya berhasil menenangkan pendukung itu dan anggota tim sukses lainnya.
"Apalagi, pikir mereka, waktu itu saya sedang di Tanah Suci yang mereka percayai doa dan permohonan kita akan dikabulkan oleh Allah SWT," tulis dia.
Tak hanya soal ramalan paranormal. SBY juga menceritakan soal pemberian benda-benda pusaka oleh banyak orang. Benda-benda itu disampaikan melalui Sudi Silalahi.
"Pak Sudi Silalahi pernah menyampaikan kepada saya bahwa banyak yang datang kepadanya untuk menyerahkan sesuatu, seperti pusaka atau benda-benda keramat lain, dengan permintaan agar selanjutnya diserahkan kepada saya," tulis SBY.
Benda-benda yang diberikan itu antara lain berupa cincin dan benda pusaka lainnya. Menerima benda-benda itu, kata SBY, Sudi mengajak para pemberi untuk mendoakan SBY. Sudi meminta para pemberi itu membawa kembali benda-benda pusaka itu. Bagi yang ngotot, Sudi terpaksa menerimanya.
Pengalaman itu ternyata tidak hanya dialami Sudi Silalahi saja. Menurut SBY, pengalaman itu juga dialami oleh anggota tim suksesnya yang lain. Terutama mereka yang sering tampil bareng SBY. "Yang mereka lakukan sama," tulis SBY. (Eks/Ism)