Begini Cara Menjaga Defisit Kalori Ketika Berolahraga

Seiring hal itu, setiap tubuh manusia selalu membutuhkan energi yang tergantung pada kalori dari makanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2022, 13:49 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2022, 13:49 WIB
diet-kezo
ilustrasi kalori/unsplash

Liputan6.com, Jakarta Defisit kalori mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Namun bagi yang belum tahu, difisit kalori ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan makanan di dalam tubuh.

Melansir laman The Indian Express, Rabu (2/3/2022), seorang ahli nutrisi di Cult.fit Chandni Haldurai mendefinisikan kalori sebagai ukuran energi makanan. Seiring hal itu, setiap tubuh manusia selalu membutuhkan energi yang tergantung pada kalori dari makanan.

Nantinya tubuh akan membakar kalori yang bersumber dari makanan untuk bahan bakar tingkat metabolisme basal atau basal metabolic rate (BMR), pencernaan, dan aktivitas fisik. Sementara itu, BMR atau metabolisme dasar ini adalah proses tubuh dapat mengubah makanan menjadi energi.

 

 

Apa itu defisit kalori?

ilustrasi kalori/unsplash
ilustrasi kalori/unsplash

Di samping itu, ketika makanan atau minuman lebih sedikit dari kalori yang dibakar, tubuh Anda akan mengalami defisit kalori. Sebaliknya, bila tubuh menerima makanan atau minuman lebih banyak daripada kalori yang Anda bakar, Anda mungkin akan mengalami kenaikan berat badan.

Pada intinya, ketika jumlah kalori yang Anda konsumsi sesuai dengan jumlah kalori yang dibakar, berat badan akan tetap stabil.

Secara biologis, ketika Anda ingin menurunkan berat badan berarti perlu mengonsumsi kalori yang lebih sedikit daripada yang dibakar. Hal ini karena, ketika Anda mengeluarkan lebih banyak energi, tubuh akan menggunakan lemak yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan energi lebih lanjut. Logikanya, kejadian tersebut dapat membantu membakar lemak ekstra di tubuh Anda.

Oleh karena itu, untuk mencapai defisit kalori Anda harus fokus mengonsumsi lebih sedikit kalori atau meningkatkan tingkat olahraga.

Menurut WHO, aktivitas fisik bagi orang dewasa berusia antara 18-64 tahun sebaiknya mencapai 150-300 menit ketika melakukan senam aerobic. Sementara itu, untuk intensitas sedang mencapai 75-150 setiap minggu.

Namun, defisit kalori ini dapat menimbulkan beberapa tantangan. Selain itu, meskipun defisit kalori ini tampaknya menjadi metode yang paling efektif untuk menurunkan berat badan, tidak semua kalori yang didapatkan dari makanan itu serupa.

Makanan yang berbeda memiliki dampak yang berbeda pada tubuh. Asupan tersebut kemudian berpengaruh terhadap metabolisme, perubahan hormonal, dan bahkan pencernaan. Oleh karena itu, sangat penting pula untuk fokus pada nilai gizi dan kualitas makanan seiring terus mempertahankan defisit kalori.

 

 

Menjaga kualitas nutrisi dan defisit kalori

Sementara itu, dalam penurunan berat badan, Anda perlu menjaga kualitas nutrisi dan defisit kalori yang didapatkan dari setiap zat makanan. Idealnya, cara terbaik untuk memenuhi RDA dan mempertahankan defisit kalori adalah dengan mengikuti diet seimbang.

Saran dari WHO, setiap orang sebaiknya harus coba mengonsumsi lima porsi buah dan sayuran. Sebab, sebagian besar sayuran dan buah-buahan padat nutrisi dan lebih sedikit kalori sehingga dapat membantu diet yang kaya serat dan zat gizi mikro.

Beberapa rekomendasi yang begitu disarankan untuk mendukung diet tersebut adalah dengan mengonsumsi biji-bijian dan karbohidrat kompleks dan protein yang bervariasi.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya