Etape Kedua Adu Irit Mazda2 Penuh Perhitungan

Rute yang dilalui kali ini adalah Sidoarjo, Probolinggo, dan Situbondo.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 23 Apr 2015, 12:03 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2015, 12:03 WIB
Etape Kedua Adu Irit Mazda2 Penuh Perhitungan
Rute yang dilalui kali ini adalah Sidoarjo, Probolinggo, dan Situbondo.

Liputan6.com, Situbondo - Ketujuh peserta 'All New Mazda2 E-Halt Challenge: One Tank for Three Islands' sukses menuntaskan etape dua dengan tujuan Surabaya-Ketapang, Banyuwangi dengan jarak 288 km.

Perjalanan dimulai dari Hotel Ciputra World Surabaya pukul 09.00 WIB. Sama seperti hari pertama, sejak lepas start para peserta mulai memacu kendaraan dengan kecepatan beragam. Adapun rute yang dilalui kali ini adalah Sidoarjo, Probolinggo, dan Situbondo.

Selama berada di tol Surabaya, Liputan6.com mencoba untuk mencuri angin dengan cara mengekor truk. Dengan mempertahankan kecepatan di angka 60 km/jam pada putaran 1.500 rpm, konsumsi bahan bakar yang tertera pada panel indikator menunjukan angka yang cukup memuaskan, yakni 4,2 liter/100 km atau 23,8 km/liter.

Meski jarak rute lebih pendek dari etape pertama, perjalanan hari kedua ini memiliki banyak tantangan dan bisa dibilang penuh perhitungan. Sejumlah hambatan ditemui di sini, salah satunya kemacetan akibat demonstrasi buruh di wilayah Probolinggo.

Pertahankan efisiensi BBM

Strip pada indikator bahan bakar mulai rontok usai melewati Probolinggo dan memasuki wilayah Situbondo dan Taman Nasional Baluran. Kontur jalan di wilayah ini sebenarnya cukup baik. Aspalnya halus dan badan jalannya lebar.

Namun tantangannya adalah jejeran truk yang berjalan beriringan belum lagi kendaraan dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan tinggi.

Mempertahankan kecepatan secara konstan tentunya sangat sulit karena truk di depan berjalan pelan. Mau tidak mau kami harus menyalip. Karena mempertahankan putaran mesin di bawah 2.000 rpm agar konsumsi BBM  tetap irit, maka kami pun perlu perhitunga matang-matang sebelum menyalip.

Agar menyalip berjalan lancar, kami memilih menggunakan transmisi manual. Dengan bantuan paddle shift yang berada di balik lingkar kemudi, perpindahan gigi dapat dengan mudah dilakukan hanya dengan sentuhan ujung jari. Perpindahan gigi dilakukan setiap putaran 1.500 rpm agar mesin tidak terlalu "menjerit".

Memasuki wilayah Baluran, truk bukan satu-satunya hambatan. Kondisi jalan yang berkelok dan cenderung menanjak membuat kami berhati-hati dalam memainkan pedal gas. Belum lagi monyet-monyet liar yang berada di kawasan itu berada di pinggir jalan bahkan beberapa di antaranya terlihat menyebrang jalan. Konsentrasi ekstra tentunya dicurahkan agar tidak menabrak hewan liar tersebut.

Karena perjalanan yang menantang ini, kami kesulitan mempertahankan konsumsi bahan bakar. Sampai menjelang finish, rata-rata konsumsi BBM kami menyentuh angka 4,6 liter/100 km atau setara 21,7 km/liter.

Sekira pukul 17.00 WIB satu per satu peserta sampai di garis finish etape kedua di Hotel Ketapang Indah. Hari ini rombongan melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bali melalui pelabuhan Ketapang.

Etape ketiga

Perjalanan etape ketiga tentunya akan semakin menantang karena sebagian besar peserta isi bensin pada tangkinya tinggal setengah. Sebagai gambaran, rute Bali menjadi titik paling menakutkan karena didominasi jalan menanjak.

"Di Bali tantangannya akan berbeda lagi dari etape pertama dan kedua. Dari Gilimanuk sampai Lovina jalannya agak menanjak dengan ketinggian sekira 1.700 meter di atas permukaan laut. Setelah itu akan banyak menemui turunan yang cukup panjang," kata PR Expert Mazda Motor Indonesia Dwi Parileksono.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya