Liputan6.com, Jakarta Industri otomotif semakin maju dengan menghasilkan produk-produk masa depan. Salah satunya produknya adalah mobil listrik.
Meskipun di negara-negara maju sudah banyak yang menggunakan mobil beremisi nol tersebut, tetapi di negara dunia ketiga seperti Indonesia teknologi ini belum berkembang. Apa sebabnya?
Pembalap kebanggaan Indonesia, Rifat Sungkar mengatakan, salah satu yang belum ada di Indonesia adalah stasiun pengisian baterainya. Infrastruktur inilah yang pertama-tama harus disediakan jika ingin mengadopsi mobil listrik.
"Sebab kalau mobil seperti itu diisi ulang di rumah, tidak akan bisa, kapasitas listrik yang besar justru akan membuat rumah padam," katanya saat ditemui Liputan6.com di gelaran GIIAS 2015, ICE-BSD City, Kamis (28/8/2015).
Lantas seperti apa seharusnya? "Kalau mau sukses, pikirkan dulu (penyediaan infrastruktur, red) kota besarnya, fokuskan di daerah itu," tambahnya. Rifat membandingkan, pemerintah di negara-negara Eropa cukup masif menyediakan prakondisi agar masyarakatnya cepat beralih ke mobil listrik, termasuk pajak kendaraannya yang direndahkan.
Selain baik untuk lingkungan dan alam, menurut Rifat mobil listrik pun memiliki keunggulan lain yang akan dirasakan pemiliknya. "Yang paling utama itu, torsi mobil listrik besar," tutupnya.
(rio/sts)
Advertisement