Kendaraan yang Aman Harus Bisa Lihat Objek di `Titik Buta`

ASEAN NCAP berencana akan menerapkan Blind Spot Technology (BST) sebagai salah satu parameter keamanan

oleh Rio Apinino diperbarui 31 Mei 2016, 19:30 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2016, 19:30 WIB
Isuzu D-Max Jadi Pikap Paling Aman Versi NCAP
Isuzu D-Max sukses saat melalui uji tabrak tiang serta tabrakan yang berasal dari samping.

Liputan6.com, Ho Chi Minh City - New Car Assessment Programme for ASEAN (ASEAN NCAP) berencana akan menerapkan Blind Spot Technology (BST) sebagai salah satu parameter keamanan sebuah mobil.

"Kami akan menjadikan blind spot sebagai salah satu parameter keselamatan berkendara tahun depan," ujar Mohd Hafzi, ASEAN NCAP Inspector, dalam acara ASEAN Automobile Safety Forum 2016 di Ho Chi Minh City University of Technology (HCMUT), Selasa (31/5/2016).

ASEAN NCAP adalah program penilaian keamanan kendaraan baru yang diuji melalui tes tabrak di wilayah Asia tenggara. Sementara BST memungkinan sebuah mobil mendeteksi kendaraan lain menggunakan sensor.
 
"Sering kali kecelakaan disebabkan karena pengendara mobil tidak melihat apa yang ada di sekelilingnya. Karena itu blind spot technology menjadi penting. Fungsinya bisa mengurangi human error dan keterbatasan dalam melihat kendaraan lain, khususnya motor," tambah Hafzi.

Selain BST, di tahun depan keberadaan fitur keselamatan seperti ABS, rear seat belt reminders, autonomous emergency braking (AEB), forward collision warning, dan lane departure warning juga akan dinilai.

Seluruh fitur keselamatan yang dinamakan Safety Assist Technology (SAT) ini akan berkontribusi 25 persen dari total rating.

SAT akan menjadi aspek ketiga yang dinilai, selain perlindungan bagi orang dewasa atau Adult Occupant Protection/AOP dan perlindungan bagi anak-anak atau Child Occupant Protection/COP.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya