Liputan6.com, Jenewa - Bos Mitsubishi Motor Corp mengakui bahwa akuisisi yang dilakukan aliansi Nissan-Renault menyelamatkan mereka.
Trevor Mann, Chief Operating Officer Mitsubishi, mengatakan bahwa akuisisi terhadap Mitsubishi dilakukan dalam situasi yang tepat. Ia membandingkan kondisi ini mirip dengan Nissan saat "diselamatkan" Renault pada 1999.
Saat itu, Trevor mengatakan bahwa Nissan telah bangkrut. Pabrikan Jepang ini punya setumpuk hutang yang mesti dibayar. Tapi kemudian Renault datang dan membalik semua. "Gunungan hutang (saat itu) sebesar kira-kira US$ 19 miliar," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan CarAdvice, dikutip Kamis (9/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Posisi keuangan Mitsubishi saat ini memang sangat beda dengan Nissan kala itu. Mitsubishi tak punya tumpukan hutang. Marjin keuntungan mereka sebesar enam persen, dan itu cukup sehat bagi perusahaan otomotif kelas dunia.
Namun demikian, Trevor, yang juga sempat lama menjadi eskekutif Nissan, mengaku bahwa apa yang mereka alami saat ini tidak benar-benar berkelanjutan.
"Jumlah uang yang Anda akumulasikan tidak benar-benar memungkinkan Anda untuk meregenerasi dan berinvestasi dalam platform dan teknologi baru. Padahal Anda harus berinvestasi baik demi keamanan atau lingkungan. Ini jadi sulit," terangnya.
Platform dan teknologi adalah faktor yang sangat penting dan harus dikembangkan sesegera mungkin. Semua pabrikan otomotif berlomba di sini, sehingga mereka yang terlambat akan tergerus oleh persaingan bisnis yang ketat.
Kondisi demikianlah yang membuat Trevor merasa bersyukur perusahaannya diakusisi aliansi Nissan-Renault. Soal platform dan teknologi seperti mesin ramah lingkungan kini tak jadi masalah karena aliansi akan menyediakan itu.