Liputan6.com, Jakarta - Yamaha Mio adalah motor terpopuler Yamaha Indonesia. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Mio Series terjual sebanyak 389.879 unit sepanjang tahun lalu.
Meski paling laris, bukan berarti motor ini minus masalah. Layaknya motor-motor lain, matik ini juga punya masalah yang cenderung khas, dalam arti kerap terjadi.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau Mio yang baru, masalah khasnya itu klep. Hampir tiap hari saya mengerjakan itu. Gejalanya ngelos saat distarter kaki," ujar Joko, pemilik bengkel sepeda motor JDM, yang ada di kawasan Jakarta Selatan, kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena klep, atau valve Mio, mudah kotor. Kotoran pada klep merupakan kerak karbon sisa pembakaran bensin. Klep yang tidak tertutup sempurna membuat kompresi bocor. Ini dikenal dengan nama loss kompresi.
Klep sendiri, atau yang juga dikenal dengan nama katup, berfungsi mengatur masuknya gas baru dan keluarnya gas buang sisa pembakaran pada mesin motor.
Lantas, bagaimana dengan Mio lama? Masalahnya, sebagaimana motor matik karburator pada umumnya, adalah boros bahan bakar. Namun pada Mio, ia cenderung lebih boros, bahkan dibandingkan dengan Honda BeAT lawas (karbu) sekalipun.
"Kalau Mio lama boros bahan bakar. Itu karena spuyer Mio besar banget. Kalau mau lebih irit bisa ganti spuyer, Rp 25 ribu. Tapi buat tarikan jadi gak ada," tutup Joko.