Liputan6.com, Jakarta Sosok Warren Buffett sejak lama dikenal sebagai salah satu investor tersukses sepanjang sejarah. Perusahaan Berkshire Hathaway miliknya mengendalikan puluhan perusahaan besar seperti  Dairy Queen, Geico dan lainnya.Â
Forbes memperkirakan kekayaan bersih Buffett mencapai USD 154 miliar saat ini. Dengan nilai kekayaan sebesar itu menjadikannya orang terkaya keenam di dunia. Mengekor Bernard Arnault dan keluarga. Namun, hal menarik dari sosok Warren Buffett bukan hanya soal kekayaan.
Advertisement
Baca Juga
Melansir berbagai sumber seperti Forbes, Fortune, gorate banking, Senin (7/4/2025), Buffett dikenal sebagai orang yang hemat dan tidak suka memamerkan kekayaan. Bahkan memastikan setelah tiada, kekayaan tersebut juga tidak akan dipamerkan para ahli waris.Â
Advertisement
Terkait ahli waris, Buffett disoroti dengan keputusan yang tidak akan mewariskan kekayaan jumbo kepada ketiga anaknya. Mereka hanya akan mewarisi sebagian kecil harta dari kerajaan Oracle of Omaha. “Anak-anak saya akan menentukan tempat mereka sendiri di dunia ini, dan mereka tahu saya mendukung mereka apa pun yang ingin mereka lakukan," ujar dia melansir Fortune.Â
Â
Buffett hanya berencana untuk meninggalkan anak-anaknya apa yang disebut pendanaan yang cukup sehingga mereka merasa bisa melakukan apa saja, tetapi tidak terlalu banyak sehingga tidak bisa melakukan apa-apa.
Dia memutuskan menyumbangkan harta melalui yayasan yang dibentuk. Pada tahun 2010, Buffett dan Bill Gates sepakat mendirikan Giving Pledge, sebuah gerakan untuk meyakinkan orang-orang terkaya di dunia untuk menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaan mereka.
Bagi Buffett, memberikan sumbangan 50% dari hartanya tidaklah cukup. Pria berusia 94 tahun itu rela menyumbangkan kekayaan USD 62 miliar untuk kegiatan amal dan berencana menyumbangkan 99% dari sisa kekayaan.
Ketiga anaknya yakni Howard, Susan, dan Peter, ternyata tidak terganggu dengan langkah sang ayah. Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, pada 2006, Howard berbagi filosofinya tentang uang.
"Sudah jelas bahwa kami tidak akan mendapatkan banyak uang. Jika ayah saya berkata, Kamu dapat memiliki USD 50 juta setahun untuk pribadi atau USD 50 juta setahun untuk yayasan, maka saya akan menyumbangkannya ke yayasan," jelas dia.
Â
Â
Anak Ikut Menyumbangkan Harta
Hingga kini belum diketahui berapa nilai kekayaan bersih dari anak-anak Warren Buffett, yang semuanya kini berusia akhir 60-an atau awal 70-an. Itu karena mereka bukan tokoh terkenal seperti Buffett dan memiliki usaha yang tidak memerlukan pelaporan keuangan yang dapat diakses publik seperti Berkshire Hathaway.
Hal bisa dipastikan hanyalah setelah Buffett meninggal, anak-anaknya juga sepertinya akan kembali dikenal sebagai trio dermawan di dunia, melalui yayasan yang mereka bangun.
Setelah sang ibu, yang mewariskan harta masing-masing sebesar USD 10 juta setelah meninggal pada 2004. Warisan ini yang menjadi dana awal bagi yayasan mereka. Menurut Chronicle of Philanthropy, Buffett turut membantu anak-anaknya memulai yayasan tersebut dan menyumbangkan masing-masing USD 3 miliar. Setelah meninggal, dikabarkan harta warisan Buffet juga akan disumbangkan ke dalam yayasan amal yang dikelola anak-anaknya.
Â
Â
Â
Â
Â
Advertisement
Profil Warrren Buffet
Warren Edward Buffett, lahir pada 30 Agustus 1930 di Omaha, Nebraska. Dia membangun kekayaan yang sangat besar melalui kepemimpinannya di Berkshire Hathaway. Perusahaan ini memiliki banyak anak perusahaan di berbagai sektor, termasuk sektor asuransi, baterai, dan restoran.
Sejak kecil, Buffett sudah menunjukkan minat yang besar terhadap bisnis dan investasi. Sejak usia 11 tahun, Buffett sudah membeli saham pertamanya dan mengajukan pajak pertamanya pada usia 13 tahun.
Dia menempuh pendidikan di Universitas Nebraska dan melanjutkan gelar master di Universitas Columbia. Belajar di bawah bimbingan Benjamin Graham, investor legendaris yang sangat memengaruhi filosofi investasinya.
Pada tahun 1965, Buffett mengambil alih Berkshire Hathaway, yang saat itu merupakan perusahaan manufaktur tekstil, dan mengubahnya menjadi kendaraan investasi utamanya.
Di bawah kepemimpinannya, Berkshire Hathaway berkembang pesat menjadi salah satu perusahaan holding terbesar dan paling beragam di dunia. Bersama dengan rekannya, Charlie Munger, Buffett berhasil membawa perusahaan ini menuju pertumbuhan luar biasa selama beberapa dekade terakhir.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
