Motor Listrik Bisa Jadi Alternatif, Tapi...

Perlahan tapi pasti, motor listrik mulai diniagakan di dalam negeri

oleh Septian Pamungkas diperbarui 15 Jun 2017, 19:33 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2017, 19:33 WIB
Motor Listrik
Pengandara skutik listrik di Changsa tak mengenakan helm saat berkendara (Gesit/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Perlahan tapi pasti, motor listrik mulai diniagakan di dalam negeri. Motor listrik disebut-sebut sebagai kendaraan alternatif pengganti kendaraan konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil yang jumlahnya kian menipis.

"Saya melihat teknologi motor listrik ke depannya itu akan semakin baik. Semakin affordable. Cuma saat ini masih terus dikembangkan," papar Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Johannes Loman saat ditemui di Jakarta, Rabu (14/6) malam.

Menurutnya, motor listrik bisa menjadi complementary dari motor-motor yang ada sekarang. "Misalkan begini, orang kalau cuma 500 meter jalan kaki itu masih oke, tapi kalau lebih dari itu dia (memilih) naik sepeda,"

"Tapi pada range tertentu dia pakai motor listrik, seperti antar stasiun. Tapi begitu jarak jauh pakai motor bensin dan saya yakin ke depannya di kota-kota besar, motor listrik bisa menjadi complementary di dalam siklus transportasi," Loman menjelaskan.

Saat ini baru Viar Q1 yang berstatus motor listrik produksi dalam negeri. Skutik listrik yang diproduksi di Semarang ini diperkuat baterai lithium ion dan motor listrik dari Bosch.

Sementara motor listrik lain yang tengah dikembangkan adalah Gesits yang merupakan produk kolaborasi antara Garansindo Group dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. PT. Astra Honda Motor juga dikabarkan siap memperkenalkan produk motor listriknya tahun depan.

 

Simak video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya