Hasil Riset Buktikan Orang Indonesia Mau Beli Mobil Listrik

Orang Indonesia ternyata cukup potensial membeli mobil listrik.

oleh Rio Apinino diperbarui 21 Jul 2017, 16:38 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2017, 16:38 WIB
Mobil listrik
Ilustrasi mobil listrik sedang mengalami pengisian daya baterai di Amsterdam, Belanda. (Sumber Flickr/lhirlimann)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga riset yang berbasis di Berlin, Jerman, Dalia Research, melansir hasil riset baru yang menunjukkan bahwa meski mobil listrik saat ini masih sedikit, tapi sudah banyak yang mempertimbangkan akan membelinya.

Melalui survei terhadap 43 ribu orang di 52 negara yang berbeda, ditemukan bahwa 40 persen mengaku mungkin akan membeli mobil listrik dalam lima tahun ke depan.

Menurut laman resmi mereka, hasil riset ini menunjukkan bahwa saat ini adalah waktu dimana sistem transportasi berada di ambang batas transformasi yang cepat. Hal ini juga berlaku di negara-negara berkembang, yang cenderung masih sangat memanfaatkan bahan bakar fosil.

"Sekarang, saat kelas menengah berkembang tumbuh sampai ratusan juta, mereka menuntut barang konsumsi yang sama dengan yang dinikmati negara maju, mobil listrik," tulis mereka.

Lebih detail mengenai hasil penelitian, disebutkan bahwa di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, 31 persen orang senang kalau bisa beralih dari mobil berbahan bakar minyak dengan mobil listrik. Sementara di Meksiko, jumlahnya 39 persen.

Riset ini juga turut mengikut sertakan responden dari Indonesia. Hasilnya, di luar dugaan, mencapai 57 persen. Lebih menariknya lagi, 40 persen dari mereka usianya di bawah 30 tahun.

Tapi anehnya, meski berminat soal mobil listrik, tetapi sebagian besar dari mereka kurang punya informasi soal pabrikan apa yang menjajakan produk seperti itu. 86 persen dari pembeli potensial misalnya, tidak tahu bahwa Tesla itu hanya menjual mobil listrik.

Mereka justru lebih tahu merek-merek konvensional semacam Honda dan Toyota.

 

 

Simak juga video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya