Bos-Bos MotoGP Angkat Suara Kenapa Tak Mau Pakai Motor Listrik

Para bos motoGP menyukai balapan MotoGP saat ini karena alasan riuh suara sepeda motor di lintasan.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 17 Des 2017, 08:08 WIB
Diterbitkan 17 Des 2017, 08:08 WIB
Vinales Jatuh dan Gagal Finis di MotoGP Belanda
Suara motor merupakan bagian dari sensasi MotoGP.

Liputan6.com, Jakarta - Ajang balapan Formula E merupakan kejuaran balapan bertaraf international mirip Formula One (F1). Secara perdana, musim balap mobil berdaya listrik telah digelar di Hong Kong Central Harbourfront Circuit awal Desember 2017, dan akan dihelat hingga 13 sesi balapan ke depan.

Namun apakah langkah itu akan diterapkan juga di balapan sepeda motor?

Dilansir Crash (16/12/2017) ternyata, para perwakilan dari Honda, Ducati, Yamaha, Suzuki, KTM, dan Aprilia mengakui soal perkembangan cepat kendaraan berbasis tenaga listrik saat ini termasuk di sepeda motor. 

Namun begitu, mereka secara serentak rupanya merasa berat hati, karena jika balapan MotoGP listrik, tentunya akan menghilangkan riuh suara sepeda motor di lintasan. 

“Jika ada balap kelas listrik, itu tidak masalah. Namun usia saya sudah 53 tahun, pastinya akan merindukan suara mesin motor MotoGP. Tetapi ini pendapat pribadi saya,” jelas mantan bos Honda MotoGP, Livio Suppo sebelum mengumumkan kepergiannya dari tim itu. 

Hal senada diutarakan Project Director Ducati MotoGP Paolo Ciabatti. “Usiaku 60 tahun. Adanya balap motor listrik akan menjadi hal buruk bagiku. Aku ingin mendengar suara bising khas motor MotoGP,” kata Paulo. 

Demikian juga dengan Director KTM Motorsport Pit Beirer.  Kata dia, suara mesin dari MotoGP sangat fantastis.

“Saya harap MotoGP masih belum beralih ke balapan motor listrik. Aku tak melihat motor listrik akan mengambil alih kelas utama balapan MotoGP dalam 15 tahun ke depan,” ujarnya

Kata Beirer, motor listrik bakalan memiliki pasar dan pencintanya sendiri, sehingga itu tidak akan mempengaruhi balapan-balapan motor yang sudah ada saat ini. 

“Pengembangan motor listrik masih akan terus berlanjut. Akan ada motor-motor fantastis di masa depan. Motor listrik akan sering kita lihat di jalanan-jalanan kota tetapi belum bisa merebut hati para pecinta motor bermesin bensin,” sambungnya. 

Sementara Team Manager Suzuki Davide Brivio, adanya balapan sepeda motor listrik tentunya dianggap hal lumrah.

“Kami melihat balap mobil sudah mulai beralih ke mesin listrik dan terjadi begitu cepat. Motor seperti itu. Jadi saya pikir lumrah saja Dorna mulai mempertimbangkan untuk menggelar balapan motor listrik,” tuturnya.

 

 

Selanjutnya

Andrea Dovizioso, MotoGP
Motor listrik mengawali era di dunia balap, motor kovensional akan dirindukan.

Jika balapan sepeda motor belum tentu banyak diharapkan para petinggi merek sepeda motor, namun ada juga yang mengusulkan balap sepeda motor berteknologi hybrid, yang dinilai lebih realistis seperti balapan F1. 

Hal ini pun diutarakan Racing Manager Aprilia Romano Albesiano. 

“Namun akan sangat-sangat mahal, jadi ini pilihan sulit. Akan menjadi percobaan yang menarik karena memang di masa depan motor-motor hybrid dan listrik mulai akan bermunculan di pasar,” terangnya.

“Balap motor yang sepenuhnya bertenaga listrik akan sangat-sangat sulit terutama masalah baterainya,” tambah Romano. 

Sementara itu, bos Yamaha Lin Jarvis ikutan angkat bicara soal balap motor listrik ini. Menurut Jarvis balap motor dapat dibilang lebih lambat dibandingkan mobil. 

“Dari sisi Yamaha, saya pikir industri balap motor saat ini sedikit tertinggal dibandingkan mobil balap. Cukup menarik melihat beberapa pabrikan mobil yang sudah mulai beralih ke balap Formula E,” kata Lin. 

“Saya yakin di masa depan industri motor listrik dan kendaraan listrik lainnya memainkan peranan cukup besar. Dan saya pikir ini merupakan waktu yang tepat bagi Dorna untuk memulainya walaupun membutuhkan waktu lama beradaptasi,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya