Liputan6.com, Jakarta Selama ini, Daihatsu National Technical Skill Contest yang sudah ada sejak 1985, dengan total 28 kali penyelenggaraan hanya digelar secara lokal saja.
Daihatsu telah menggelar kompetisi untuk para teknisinya melalui ajang Daihatsu National Technical Skill Contest pada Rabu (24/1/2018). Namun ternyata Daihatsu memiliki alasan tersendiri sejak 1985 digelar, tak ada rencana untuk mengadakan kontes internasional seperti pabrikan mobil lainnya.
Advertisement
Baca Juga
"Karena Daihatsu sangat lokal (menyesuaikan dengan pasarnya), produk yang dibuat di Malaysia, Jepang, dan Indonesia sangat berbeda. Kami tidak bisa berkompetisi dengan negara lain karena produknya sangat berbeda," kata Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra, di Sunter, Jakarta Utara, Rabu (24/1/2018).
Berbicara kualitas kompetisi, menurutnya semua harus adil.
"Kualitas kompetisinya harus fair, harus sama, kalau dikasih produk yang beredar di Malaysia, pasti yang kuat mereka, Indonesia dan Jepang kalah. Begitu juga kalau produk Indonesia, mereka yang bisa kalah. Jadi tidak adil," ujarnya.
Meski dalam ajang adu skill para mekanik Daihatsu ini tidak ada kontes internasional, namun Daihatsu akan mengirimkan juara nasionalnya ke luar negeri untuk melihat kontes yang diadakan di sana.
"Dengan Malaysia kita kunjungan saja seperti misalnya pemenang kontes ini pergi ke Malaysia melihat kontes di Malaysia, begitu juga dengan pemenang kontes di Malaysia yang datang ke sini," tutup Amelia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tingkatkan Layanan Purnajual, Daihatsu Belajar dari Malaysia
Layanan purnajual yang disediakan pabrikan mobil tentu menjadi bahan pertimbangan dalam memilih mobil baru, terlebih bagi para first time buyer.
Terkait hal itu, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra mengatakan pihaknya akan meningkatkan layanan purna jual atau aftersales service. Terutama dalam hal layanan booking service, setelah mengetahui layanan Perodua (nama lain Daihatsu di Malaysia) sudah di atas 50 persen.
BACA JUGA
"Saya patut bangga dari Malaysia untuk aftersales booking service di sana tinggi. Kami mau belajar dari Malaysia yang (layanan booking service) sudah 70 sampai 80 persen. Kita baru 40 persen loh," kata Amelia, Rabu (24/1/2018).
Menurutnya, layanan purnajual yang dilakukan di Malaysia juga membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa mencapai 70 persen.
"Mereka berhasil mengubah kebiasaan customer yang tadinya antre sekarang jadi rapi. Jadi 75 persen booking. Kita sekarang 40 persen bukan jelek. Malaysia mencapai 75 persen dia membutuhkan waktu empat tahun," jelas Amelia.
Bagi Amelia, Daihatsu di Indonesia memiliki tantangan tersendiri untuk memperbaiki layanan purnajual.
"Kalau di sini tantangan kami, orang Indonesia banyak dapat telepon bukan hanya dari service mobil. Kalau di sini tawari KTA (Kredit Tanpa Agunan). Jadi waktu ada telepon banyak yang enggak mau angkat," ujarnya.
Advertisement