Liputan6.com, Jakarta - Bengkel kustom sekaligus produsen sepeda listrik Le-bui (Lombok E-Bike Builder), menggunakan baterai lithium ion sebagai sumber tenaga sepeda garapannya.
Owner Le-Bui, Gede Dijaya, mengakui bahwa lithium memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan baterai SLA atau aki kering.
Advertisement
Baca Juga
"Saya pakai Lithium. Tidak pakai SLA (aki). Kalau pakai aki itu lebih berat, kalau lithium kan beratnya sekitar 7-8 kilogram," kata Gede saat dihubungi, Selasa (17/7/2018).
Menurutnya, perbandingan antara SLA dan Lithium bisa 1:4. Pasalnya, untuk baterai kapasitas 48 Volt, jika memakai SLA atau aki kering, berat satu aki mencapai 7 kilogram. Untuk mencapai 48Volt, maka aki harus ada empat. Selain berat, hal itu dinilai tidak efektif.Â
"Selain itu, SLA perawatannya ribet. Kalau orang yang enggak ngerti, semalam saja bisa rusak. Karena kalau di-charge itu harus ditunggu. Indikator charger sudah penuh, ya harus cepat cabut, atau paling tidak pakai timer," ujarnya.
Â
Â
Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Menurutnya, menggunakan SLAÂ perawatannya akan lebih susah.
"Tidak semua orang bisa teliti. Kalau lithium itu sama seperti handphone, ada BMS-nya (Battery Management System) di dalam. BMS itulah yang mengatur ketika full charger-nya, dia akan off sendiri. Jadi meskipun kita colok, ditinggal tidur atau pergi kemana gak masalah," jelas Gede.
Meski lebih bagus, baterai lithium tak bisa direkondisi.
"Pasti ada usianya. Biasanya kalau perawatannya bagus antara 3-5 tahun. Pintar-pintar merawatnya saja," tutup dia.
Advertisement