Aki Biasa Terlampau Berat, Sepeda Listrik Le-Bui Pilih Baterai Lithium

Produsen sepeda listrik Le-Bui asal Lombok gunakan baterai lithium ion sebagai sumber dayanya.

oleh Yurike Budiman diperbarui 18 Jul 2018, 16:39 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2018, 16:39 WIB
sepeda listrik
sepeda listrik garapan Le-Bui yang menggunakan baterai lithium ion. (Le-Bui)

Liputan6.com, Jakarta - Bengkel kustom sekaligus produsen sepeda listrik Le-bui (Lombok E-Bike Builder), menggunakan baterai lithium ion sebagai sumber tenaga sepeda garapannya.

Owner Le-Bui, Gede Dijaya, mengakui bahwa lithium memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan baterai SLA atau aki kering.

"Saya pakai Lithium. Tidak pakai SLA (aki). Kalau pakai aki itu lebih berat, kalau lithium kan beratnya sekitar 7-8 kilogram," kata Gede saat dihubungi, Selasa (17/7/2018).

Menurutnya, perbandingan antara SLA dan Lithium bisa 1:4. Pasalnya, untuk baterai kapasitas 48 Volt, jika memakai SLA atau aki kering, berat satu aki mencapai 7 kilogram. Untuk mencapai 48Volt, maka aki harus ada empat. Selain berat, hal itu dinilai tidak efektif. 

"Selain itu, SLA perawatannya ribet. Kalau orang yang enggak ngerti, semalam saja bisa rusak. Karena kalau di-charge itu harus ditunggu. Indikator charger sudah penuh, ya harus cepat cabut, atau paling tidak pakai timer," ujarnya.

 

 

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Menurutnya, menggunakan SLA perawatannya akan lebih susah.

"Tidak semua orang bisa teliti. Kalau lithium itu sama seperti handphone, ada BMS-nya (Battery Management System) di dalam. BMS itulah yang mengatur ketika full charger-nya, dia akan off sendiri. Jadi meskipun kita colok, ditinggal tidur atau pergi kemana gak masalah," jelas Gede.

Meski lebih bagus, baterai lithium tak bisa direkondisi.

"Pasti ada usianya. Biasanya kalau perawatannya bagus antara 3-5 tahun. Pintar-pintar merawatnya saja," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya