Kandungan Lokal Sepeda Listrik Asal Lombok Tembus 70 Persen

Sepeda listrik buatan Le-Bui yang berbasis di Lombok, punya kandungan lokal hingga 70 persen.

oleh Yurike Budiman diperbarui 17 Jul 2018, 20:14 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2018, 20:14 WIB
sepeda listrik
Sepeda listrik Angry Bull, karya Lombok E-Bike Builder (Le-Bui)

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya motor listrik yang ramai di pasar otomotif, kini sepeda listrik juga sudah mulai marak di Indonesia. Selain praktis, sepeda listrik diklaim lebih ramah lingkungan dan ekonomis karena tidak memerlukan bahan bakar.

Sepeda listrik bisa menjadi pilihan terutama bagi yang tinggal di perkotaan dan membutuhkan transportasi yang aman dan praktis, tanpa harus ikut macet-macetan. Tak beda dengan sepeda biasa, sepeda listrik masih tetap menggunakan kayuhan. Seperti halnya yang digarap Lombok E-Bike Builder (Le-Bui).

Ialah Gede Dijaya selaku Owner Le-Bui, yang membuat sepeda listrik dengan kandungan lokal 70 persen. Ia mengatakan part yang dari luar hanyalah bagian kelistrikannya saja.

"Kalau part-nya itu rata-rata Cina, Taiwan. Kalau Cina kualitasnya agak rendah, jadi saya kebetulan lebih banyak dari Taiwan. Sekitar 60-40 atau 70-30 persen lah, kandungan lokalnya, barang dari luar hanya dinamo motor dan baterai saja." kata Gede, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (17/7/2018).

Ia mengatakan selain kelistrikan, semua bahan memang berasal dari Tanah Air.

"Kalau untuk alat-alat kelistrikan, dinamo dan baterai itu dari sana. Kalau yang lain seperti pelek, ban dari sini. Saya biasa pakai produk Wym Cycle, jadi hanya electric part saja yang dari sana (Taiwan)," kata dia.

 

Selanjutnya

sepeda listrik
Sepeda listrik buatan Le-Bui

Untuk frame sepeda sendiri, ia mengaku membuatnya sendiri dari stainless atau pun galvanis.

"Frame kami bikin sendiri mulai dari potong, las, ngecat. Bahannya ada yang dari stainless, ada plat galvanis," jelasnya.

Le-Bui yang sudah ada sejak Mei 2016 ini memang hanya menggarap sepeda listrik saja. Menurut Gede, dengan sepeda listrik buatannya yang masih memakai kayuhan, tidak akan membuat orang menjadi manja.

"Passion saya ke sepeda saja yang masih pakai kayuhan, jadi sebenarnya saya punya tujuan biar orang tidak manja. Kalau motor, tinggal duduk, gas, lari, tapi sepeda kan meski pun ada mesin tapi kaki tetap digerakkan. Tidak keringatan tapi otot bergerak," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya