Polisi Anjurkan Pemudik Gunakan Peta Digital Sebagai Acuan

Memasuki arus balik, sederet persiapan tengah dilakukan kepolisian, operator jalan tol dan instrumen lainnya demi kelancaran arus balik.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 07 Jun 2019, 20:32 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2019, 20:32 WIB
Fitur ETA dari Google Maps
Google Maps / Sumber: iStockphoto.com

Liputan6.com, Jakarta - Arus mudik Lebaran tahun ini relatif lebih lancar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dari beroperasinya Tol Trans Jawa dan beberapa ruas tol lainnya di wilayah Sumatera.

Memasuki arus balik, sederet persiapan tengah dilakukan kepolisian, operator jalan tol dan instrumen lainnya demi kelancaran arus balik. Dan untuk mengimplementasikan mudik happy atau mudik asik maka road safety harus dibangun.

Menurut Brigjen. Pol Chryshnanda Dwilaksana selaku Dirkamsel Korlantas Polri ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk dapat mewujudkan mudik happy. Di antaranya membudayakan para petugas maupun masyarakat menggunakan peta digital sebagai acuan atau setidaknya sebagai petunjuk awal.

"Tahap awal untuk membudayakan penggunaan peta digital bisa memanfaatkan aplikasi google map yang murah cepat dan semua bisa mengimplementasikan," ujar Chryshnanda dalam keterangan resminya.

Dalam prakteknya, petugas lapangan juga mengecek hasil pantauan yang diinfokan dalam Map apakah sama atau tidak. Bila muncul warna merah pekat, maka petugas berupaya untuk segera dicairkan.

Jika diibaratkan, menurut Chryshnanda, petugas polisi lalu lintas dapat dianalogikan dokter jantung mengobati sumbatan yang tergambar pada hasil MRI.

"Bukan hanya itu, pihak kepolisian khususnya Korlantas membuat hasil analisa atas pelayanan mudik Lebaran. Dilanjutkan dengan membangun Intan (intellegence traffic analysis) sebagai basic modernisasi polantas," Chryshnanda menambahkan.

 

Penerapan Sistem Baru

Lebih lanjut ia menyampaikan, polisi akan memberlakukan electronic toll collection pada Operasi Ketupat 2020. Cara ini ditempuh untuk mengatasi masalah perlambatan di gate toll.

Lalu ada pula traffic accident research centre (Tarc) yang merupakan suatu sistem untuk melakukan analisa dan mengkaji kecelakaan lalu lintas menonjol maupun implementasi operasi ketupat.

Baik secara manajemen maupun operasional terutama dalam mengambil langkah-langkah prioritas dari pengalihan arus, sistem buka tutup, contra flow sampai dengan one way dapat dibuat protokolnya.

Selain itu, bakal dilakukan pula sistem komunikasi koordinasi, komando pengendalian dan informasi (k3i) dari tingkat pos polisi setiap satlantas, induk PJR dan TMC Polda maupun NTMC. Dimana menggunakan sistem peta digital dan data yang dapat dinilai kecepatan dan ketepatan mengurai perlambatan dan penanganan hal-hal yang bersifat darurat.

"Langkah selanjut meningkatkan kemitraan dengan pemangku kepentingan lainya dalam memberikan pelayanan yang prima. Yang menjadi perhatian adalah lokasi-lokasi seperti Tonjong (Bumiayu), Gentong (Garut) maupun daerah-daerah wisata lainya yang secara geografis harus ada rekayasa jalan atau dibangun jalur yang memenuhi standar road safety dapat direncanakan pembangunannya solusi," tutup chryshnanda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya