Liputan6.com, Jakarta - Kabag Ops Korlantas Polri, Kombes Pol Aries Syahbudin, mengungkapkan bahwa pihaknya akan memodifikasi mekanisme contraflow saat mudik Lebaran 2025.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kecelakaan seperti yang terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada 8 April 2024, yang melibatkan dua mobil dan satu bus.
Advertisement
Baca Juga
"Tahun lalu terjadi kecelakaan yang cukup fatal di KM 58 di mana di ruas contraflow itu terjadi kecelakaan yang menyebabkan 11 orang meninggal dan itu kita sudah melakukan evaluasi," kata Aries saat rapat di Komisi V DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Advertisement
Dia pun menjelaskan, Korlantas Polri bersama Jasa Marga telah melakukan latihan teknis pelaksanaan contraflow. Salah satu yang dimodifikasi yaitu pemasangan road barrier yang tidak terlalu renggang lagi.
"Kemudian juga di sela-selanya dipasang dengan tambahkan water barrier yang cukup besar," ucap dia.
Rambu-rambu hingga lampu kelap-kelip juga disiapkan. Kemudian kendaraan darurat pada saat pelaksanaan contraflow disiagakan tak jauh dari lokasi.
Siapkan Safety Car
Lebih lanjut, dia pun menegaskan yang terpenting adalah kecepatan kendaraan di ruas yang akan digunakan untuk contraflow atau one way tidak boleh melebihi kecepatan dari pada ruas existing. Korlantas Polri juga menyiapkan safety car.
"Jadi pada saat diberlakukan, kemudian ruas yang diberlakukan contraflow lebih cepat, maka akan dimasukan kendaraan untuk mengatur kecepatan yang akan dilakukan," imbuhnya.
Sebelumnya, Kakorlantas Polri menyiapkan strategi hadapi lonjakan arus kendaraan saat musim mudik Lebaran nanti. Polisi juga terus memantau pergerakan di ruas jalan tol dan pelabuhan agar pemudik tak terjebak dalam kemacetan.
“Hari ini kami akan rapat kembali akan merumuskan yang terbaik. Bagaimana nanti bila terjadi lonjakan arus di tempat-tempat tertentu,” kata Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryo Nugroho, Kamis (6/3/2025).
Advertisement
2 Skenario Rekayasa Lalin
Agus menerangkan, pihaknya menyiapkan dua skenario rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan yaitu berupa contraflow dan one way.
Jika arus kendaraan membludak, one way akan diberlakukan di jalur-jalur krusial, baik saat mudik (H-3) maupun arus balik (H+2 atau H+3).
"Di jalan tol, nanti akan terjadi bangkitan arus yang cukup tinggi sehingga strategi yang pertama adalah contraflow nanti tergantung tempatnya di mana dan bagaimana caranya itu nanti sudah kita rumuskan. Kedua, bila terjadi puncak arus biasanya H-3 ini akan kita lakukan one way namanya one way nasional ini akan kita lakukan, termasuk juga pada saat nanti arus balik, jadi H-3 atau H-2 nanti akan kita umumkan ketika terjadi bangkitan arus kita akan lakukan one way arus balik," ucap dia.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
