Liputan6.com, Jakarta - Naik motor berboncengan berbeda dibanding naik motor sendirian. Saat naik motor berdua, penumpang disarankan untuk berpegangan pada pinggang pengendara, bukan behel sepeda motor.
Mengapa begitu? Menjadi orang yang dibonceng alias boncenger juga harus tetap waspada. Bukan berarti tanggung jawab keselamatan berkendara hanya ada pada pengendara, tapi juga si boncenger.
Advertisement
"Berpegangan pada pinggang pengemudi, tapi bukan nyabuk. Tidak boleh pegangan belakang," terang Instruktur Safety Riding PT Mustika Pinasthika Mulia (MPM) distributor sepeda motor dan suku cadang Honda wilayah Jatim dan NTT, Hari Setiawan, di MPM Learning Center, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (19/2/2020).
Menurut Hari, dengan berpegangan pada pinggang pengemudi, orang yang dibonceng akan mengetahui arah pengemudi. Sehingga jika terjadi kecelakaan atau lainnya, si boncenger juga bisa mengantisipasinya.
"Seringkali yang mengalami kondisi parah itu justru orang yang dibonceng. Kan enggak mungkin si pengendara akan teriak akan kecelakaan, refleknya justru yang lain seperti mengerem dan sebagainya," tambah Hari.
Jangan Duduk Terlalu Belakang
Lebih lanjut, Hari menjelaskan daripada memegang behel sepeda motor lebih baik tangan boncenger bertumpu pada lutut yang diposisikan mengapit pengendara. Selain itu, boncenger tak disarankan untuk duduk terlalu ke belakang.
"Itu supaya tidak menambah beban. Usahakan beban dipusatkan ditengah," tandasnya.
Sumber: Otosia.com
Advertisement