Survei Kedai Kopi: 24,4 Persen Masyarakat Mudik H-7 Lebaran

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Kedai Kopi menggelar survei pola rencana mudik Lebaran 2025, termasuk waktu pilihan masyarakat untuk mulai bertolak ke kampung halaman. Hasilnya, sebanyak 24,4 persen responden mulai mudik pada H-7 Idulfitri 1446 Hijriah atau pada tanggal 24 Maret 2025.

"Kami juga tanyakan kapan waktu memilih mudik lebaran. Di sini ada pilihan dari H-7 sampai setelah lebaran. Yang paling tinggi adalah di H-7, baik kalau kita lihat secara nasional maupun juga yang Jabodetabek. Yang Jabodetabek saja ini ada di 26,1 persen, lalu untuk secara nasional H-7 ada di 24,4 persen," ujar Direktur Riset dan Komunikasi Kedai Kopi Ibnu Dwi Cahyo dalam rilis survei yang dilaksanakan secara virtual, Kamis (20/3/2025).

Kemudian hari pilihan mudik Lebaran 2025 yang juga agak tinggi adalah H-3, dengan pemudik Jabodetabek sebanyak 16,2 persen dan secara nasional di 17,1 persen.

"Tapi ternyata kalau kita lihat juga ada yang setelah hari lebaran juga cukup tinggi, ada di 14,1 persen Jabodetabek dan di 16,4 persen secara nasional," jelas dia.

Survei tersebut juga menyasar jenis transportasi pilihan pemudik, yakni transportasi pribadi, transportasi sewaan atau rental, dan transportasi umum. Untuk mudik di H-7 lebaran, pengguna transportasi pribadi sebanyak 16 persen dan lebih banyak di transportasi umum dengan 25,8 persen.

"Dan kalau kita lihat di H-3 lebaran, pengguna transportasi pribadi cukup banyak di 16,3 persen dan di H-2 juga masih cukup tinggi di 15 persen. Kalau kita lihat hari rayanya itu tanggal 31 Maret kemungkinan ya, berarti kalau di H-3 mungkin di kisaran tanggal 28 atau di tanggal 27. Ini juga cukup tinggi setelah hari lebaran yang melakukan kendaraan pribadi ada di 23,8 persen, lalu transportasi sewa juga cukup tinggi di 26,2 persen setelah hari lebaran," kata Ibnu.

"Ini adalah moda transportasi mudik di Lebaran 2025, kami tanyakan ya, apa moda transportasi yang Anda gunakan saat melakukan mudik? Yang paling tinggi tetap transportasi pribadi sebesar 54,5 persen, lalu di transportasi umum 47,7 persen dan transportasi sewaan tadi ya, rental 10,4 persen," lanjutnya.

Adapun penggunaan transportasi pribadi yang paling banyak adalah sepeda motor sebanyak 55,2 persen dan mobil sebanyak 48,9 persen. Untuk transportasi umum, paling banyak pengguna bus dengan 57 persen dan kereta api dengan 44,1 persen.

"Kami tanyakan juga kenapa memakai transportasi pribadi? Ini multiple answer, jadi bisa menjawab lebih dari satu, yang atas ini yang cerah ini adalah Jabodetabek. Untuk Jabodetabek 83,3 persen alasannya karena lebih fleksibel, lalu lebih hemat ongkos di 61,8 persen, lalu dapat memangkas waktu tempuh ada di 42,2 persen," ungkap Ibnu.

"Lalu untuk yang nasional ya, di 78,7 persen merasa itu lebih fleksibel dan bebas, lalu lebih hemat ongkos di 60,9 persen, lalu menghemat waktu tempuh di 45,6 persen. Lalu ada juga alasannya karena tiket transportasi umumnya relatif mahal 15,7 persen yang warga Jabodetabek, kalau secara nasional 14,3 persen merasa harga kendaraan transportasi publiknya lebih mahal," tandasnya.

Survei Kedai Kopi ini dilakukan mulai tanggal 5-13 Maret 2025 dengan melibatkan 1130 responden. Peneliti menggunakan metode online-CASI (Computer Assited Self Interview).