Liputan6.com, Jakarta - Jangan biarkan mobil yang lama terparkir di garasi dalam kondisi baik-baik saja. Mobil tetap perlu perhatian, salah satunya kondisi berbagai jenis cairannya.
Seperti darah, keberadaan cairan mobil memainkan peran penting agar kinerja mesin tetap optimal. Berikut beberapa jenis cairan yang harus dicek selama mobil berdiam di tengah pandemi.
Oli Mesin
Advertisement
Setiap moving parts lazimnya membutuhkan pelumasan. Untuk itu, jeroan di balik mesin memanfaatkan oli agar leluasa bergerak dan menghasilkan tenaga. Seiring berjalan waktu, kadar oli ikut terbakar sedikit demi sedikit. Tak cuma itu, mobil dalam kondisi diam dan tak dinyalakan, berpotensi membuat oli mengendap dan menjadi sludge (lumpur oli).
Baca Juga
Cara mengetahui kondisi oli mesin cukup mudah. Cari dipstick oli dalam mesin kemudian tarik dan bersihkan batang indikator ketinggian dengan kain. Celupkan dan cabut kembali untuk mengetahui jumlah, kekentalan dan kondisinya.
“Sepanjang volume oli mesin antara maksimum minimum berarti aman tidak perlu dilakukan apa-apa,” jelas Boediarto, Head of After Sales & CS Operation Group PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia. ia kemudian menuturkan posisi terbaik untuk cek oli ini. ”Engine oil, khususnya oli mesin, kalau ngeceknya di tempat miring itu ga akurat. Kemiringan tertentu itu memengaruhi level oli mesin atau engine oil yang akan dicek,” jelas Boediarto.
Andai kurang, apalagi berada di bawah titik minimum, disarankan untuk ditambahkan. Hanya saja tidak bisa sembarang. “Oli yang ditambahkan harus sama dengan yang sudah terisi di dalam mesin,” pungkasnya.
“Spesifikasi bahkan mereknya juga harus sama, karena setiap brand oli itu karakternya berbeda-beda. Jadi kalau dicampur apakah bisa atau engga? Belum tahu, sebaiknya sama persis olinya.”
Radiator Coolant
Cairan lain tak kalah penting adalah radiator coolant. Berfungsi sebagai pendingin mesin di saat mobil sedang beroperasi. Saat ini kebanyakan mobil modern tidak perlu lagi membuka tutup radiator untuk mengetahui air radiator. Dapat dicek lewat tabung reservoir, tak jauh-jauh dari radiator dan pasti ada selang terhubung dengan alat pendingin mesin itu.
Tidak berbeda dengan perlakuan pada oli mesin. Biarkan saja jika berada di antara titik maksimum dan minimum. “Teorinya kalau levelnya antara minimum maksimum ga usah khawatir, tidak harus ditambah. Kalau pun mau ditambah silahkan tapi ada batas maksimum,” papar Boediarto
Radiator coolant memang banyak dijual di pasaran. Namun mungkin membuat sebagian ragu karena salah coolant dikhawatirkan malah menciptakan korosi. Pasalnya terdapat bermacam jenis material mesin dan mungkin tidak cocok dengan bahan air pendingin di pasaran. Maka dari itu, disarankan untuk membeli coolant dari bengkel resmi jika ingin merasa pasti.
Advertisement
Brake Fluid
Jangan sampai lupa melihat ketinggian minyak rem. Hal ini bisa sangat fatal karena daya menghela laju mungkin hilang dan celaka tak terhindarkan.
Fluida ini sendiri berfungsi mengkomunikasikan injakan pedal menjadi tekanan kampas rem ke piringan atau drum. Ketika habis atau bahkan berada di bawah level minimum, udara mungkin masuk ke sistem dan tekanan pedal tidak memberikan efek apa-apa ke roda.
Konsep serupa dengan fluida lain dalam mesin: pastikan dalam kondisi normal. Berhati-hati juga saat mengisi karena sifat brake fluid sangat keras dan sanggup merusak cat mobil bila terpapar.
Baterai
Terdapat dua jenis baterai/aki yakni kering dan basah. Mobil dengan aki basah biasanya memerlukan maintenance dengan mengisi air. Bertujuan agar arus listrik berada di tingkatan optimal.
“Kalau mobil yang masih dilengkapi dengan baterai basah, yang perlu dilakukan pemeriksaan air baterainya ya. Di situ juga ada levelnya air baterai, minimum maksimum juga, perlu ditambah kalau kirang,” kata Head of After Sales & CS Operation Group PT MMKSI itu.
Advertisement
Bensin
Disarankan pula jika mobil akan disimpan untuk waktu lama, bensin harus terisi penuh. Alasan di balik itu adalah menghindari kekosongan ruang dalam tangki. Kekosongan ruang ini dapat memicu kondensasi bensin akibat terpapar perubahan temperatur panas-dingin dalam waktu lama.
Pasalnya, hasil dari kondensasi adalah butiran air. Nah, ketika di dalam tangki bahan bakar terdapat butiran air akan mengganggu kinerja sistem bahan bakar. Setelah itu malah berpotensi mengganggu komponen lain. Sistem suplai bahan bakar, injector, dan lain-lain dapat terganggu jika bahan bakar mengandung air atau kotoran.
“Worst case nya kalau memang kondisinya kandungan airnya tinggi kemudian kandungan air itu juga korosif sifatnya bisa saja tangkinya karatan. Lebih parah lagi kalau ga pernah dijalanin, ga pernah dikuras tangkinya, kalau yang terbuat dari logam keropos, kalau sudah keropos nanti bocor,” jelasnya.
Bagaimana Kalau Overfill?
Oke, Anda melihat cairan kurang dan berinisiatif mengisi sendiri. Cairan sudah sama persis namun tak sengaja menuangkan terlalu banyak. Kelewat penuh. Jadi harus bagaimana? Jawabnya tak lain adalah mengurangi karena cairan berlebih malah berdampak buruk.
Misal pada oli mesin. Andai mengisi terlalu penuh dan dibawa jalan, tekanan di dalam crankcase (area di kolong piston sampai oil pan) jadi terlalu besar. Dikhawatirkan seal oli malah bocor. “Jangan berfikir kalau lebih itu ‘oh aman mesin saya akan lebih awet karena olinya lebih banyak dari maksimum’ engga ya justru terbalik, sealnya bisa bocor dan lain-lain. Jadi kalau memang bisa dilakukan ya dibuang sebagian olinya. Tapi kalau ga bisa ya tinggal panggil pihak bengkel,” imbuh Boedi.
Juga pada radiator, tidak boleh berlebih. Sebab jika terlalu banyak bisa-bisa overflow alias muncrat keluar. Bila campuran coolant panas tumpah ke ruang mesin akan sulit untuk dibersihkan karena mengandung berbagai zat kimia.
Apalagi minyak rem, reaksinya bisa membuat cat terkelupas. Disebutkan bahwa penanganan pertama bila brake fluid tumpah adalah menyiram dengan air sebanyak mungkin agar netral dan tidak merusak.
Sumber: Oto.com
Advertisement