Ini Alasan Jeep Bermesin Diesel Tidak Masuk Indonesia

Seluruh produk Jeep yang diniagakan PT DAS Indonesia Motor menggunakan mesin bensin. Padahal, Jeep memiliki produk yang mengandalkan mesin diesel. Kenapa tidak masuk Indonesia?

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Apr 2022, 12:08 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2022, 12:08 WIB
all new Jeep Wrangler
All new Jeep Wrangler sudah ludes terjual (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh produk Jeep yang diniagakan PT DAS Indonesia Motor menggunakan mesin bensin. Padahal, Jeep memiliki produk yang mengandalkan mesin diesel. Kenapa tidak masuk Indonesia?

Dari laman resmi mereka, Jeep di bawah naungan DAS kini meniagakan Compass, Wrangler Sport, Wrangler Sahara, Wrangler Rubicon, dan Gladiator Rubicon. Dari berbagai varian tersebut, semuanya menenggak BBM bensin. 

Dijelaskan oleh Chief Operating Officer (COO) DAS Indonesia Motor, Dhani Yahya keputusan belum menawarkan varian mesin diesel untuk beberapa line-up mobil Jeep di Indonesia lantaran pertimbangan kualitas bahan bakar di Indonesia. Di lain hal juga dikarenakan ketersediaan solar bagus yang belum merata di wilayah Indonesia.

"Untuk diesel sendiri di Eropa sudah masuk ke Euro 4 atau 5. Yang saya paham bahwa klasifikasi dari diesel itu dilihat dari sulfur PPM-nya, kemarin dengan Pertamina Dex (versi lama-red) maksimum 250 PPM, itu hanya bisa Euro 3 sementara adblue, Euro 5 dan Euro 6 tidak bisa. Dengan DPF (Diesel Particulate Filter) definitely Dex ini kurang, kata Dhani di sela-sela acara Media Gathering, di kawasan Jakarta, Kamis (14/4/2022). 

Tapi kini pemerintah Indonesia sudah meneken regulasi Euro 4 untuk mesin diesel. Lewat Kementerian ESDM bekerjasama dengan Pertamina mulai menerapkan bahan bakar minyak jenis solar CN 51 dengan kandungan sulfur 50 PPM setara Euro 4 yang dilaksanakan di seluruh SPBU  Indonesia mulai 1 April 2022.

Pertamina menggunakan kandungan sulfur lebih rendah, yakni maksimum hanya 50 part per million (PPM) atau mengikuti standar Euro 4. Adapun jenis solar sebelumnya atau Pertamina Dex versi lama, memiliki kandungan sulfur maksimal 500 PPM.

Nah dengan peralihan regulasi Euro itu, Dhani mengatakan pihaknya mulai merencanakan bisnis terbaru soal produk diesel. Paling terdekat antara 2023 atau 2024 mereka akan meluncurkan Jeep Meridian bermesin diesel produksi India atau yang di Eropa lebih dikenal sebagai Jeep Commander.

"Kalau kita sudah memulai Euro 4 atau Euro 5 seperti di Singapura 50 PPM sulfurnya, diesel-diesel bagus seperti brand premium dengan adblue mungkin kita bisa masukin. Nah kita mau masuk rencananya dengan Jeep Meridian, makanya saya kemarin mengurus berapa requirement-nya, bahan bakarnya bagaimana, beli Adblue di mana," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kesulitan Mendapatkan Solar Berkualitas

Mesin diesel, lanjut Dhani, menawarkan konsumsi bahan bakar yang lebih baik ketimbang mesin bensin.

Tapi menurutnya konsumen Jeep kerap kali khawatir akan ketersediaan solar bagus di SPBU  luar area Jakarta, dan ini jadi alasan utama mengapa belum menawarkan produk diesel.

"Ada beberapa engine (diesel) yang digunakan misalnya untuk off-road. Cuma kalau dipakai off-road ke luar kota waktu dulu takut enggak ada Pertamina Dex atau masih jarang sehingga dieselnya tidak berkembang. Sekarang kalau sudah bagus akan menjadi normal," katanya.

Sumber: Oto.com

Infografis Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik Lebaran 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik Lebaran 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya