Liputan6.com, Jakarta - Di tengah rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, berharap masyarakat bisa melakukan hijrah dari kendaraan pembakaran konvensional ke kendaraan listrik.
Menurut Arifin, dengan beralihnya ke mobil listrik atau motor listrik akan memberikan dampak yang lebih baik tidak hanya bagi pengguna itu sendiri, tetapi juga untuk lingkungan yang lebih hijau.
"Inilah evolusi kendaraan bermotor, yang tadinya bermotor bakar jadi berlistrik, bersih lingkungan dan hemat. Biaya listriknya juga semakin lama semakin kompetitif," jelas Arifin Tasrif, dalam keterangan resminya saat meninjau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Green Energy Station (GES) di Bali, Selasa (30/8/2022).
Advertisement
Tidak hanya itu, konsumen juga menurut Arifin nantinya akan dibebankan dengan beberapa kenaikan harga. Salah satunya adalah BBM di mana dalam waktu dekat pemerintah akan memberlakukan harga baru serta pajak baru terkait polusi kendaraan.
"Sebaliknya, apabila tetap menggunakan bahan bakar fosil, akan semakin mahal. Belum lagi kedepannya nanti kena pajak karbon. Jadi memang kita harus beralih ke energi bersih terbarukan yang memang sumbernya di alam," tambah Arifin.
Mengingat kebutuhan yang semakin besar, Arifin juga mendorong partisipasi seluruh pihak untuk mempercepat transisi menuju kendaraan listrik menuju efisiensi nasional.
"Jadi memang siapa pun bisa ikut, bagaimana kita bisa mendorong demand kendaraan listrik. Dari sisi biaya bahan bakar," pungkasnya.
Mobil Listrik Suzuki yang Dikembangkan Bareng Toyota Siap Meluncur 2025
Suzuki berencana untuk meluncurkan mobil listrik yang tengah dikembangkan bersama Toyota di India pada 2025.
Disitat dari Asia Nikkei, Selasa (30/8/2022), pabrikan berlambang huruf S ini akan menggunakan platform khusus yang dikembangkan bersama Toyota untuk menghadirkan mobil listrik kompak. Hal tersebut, bertujuan untuk membawa penawaran baru ke pasar Negeri Bollywood.
Sebuah line-up termasuk kendaraan sport tampaknya tengah dipertimbangkan. Langkah ini, akan memperluas kemitraan pembuat mobil Jepang di India, dari hibrida ke listrik.
Meskipun Suzuki adalah penjualan kendaraan penumpang teratas di India, tapi saat ini pangsa pasarnya turun 4,3 poin menjadi 43,4 persen pada tahun fiskal 2021. Data tersebut, diambil dari Society of Indian Automobile Manufacturers.
Saat ini, saingan lokal dan Korea Selatan telah membuat terobosan. Sebagai contoh, Tata Motors telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi pabrik Ford Motor di Indonesia, dengan tujuan untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik.
Sementara itu, saat ini Suzuki berencana untuk memperluas penawaran SUV sebagai model yang populer di India dengan tenaga bensin.
Pembuat mobil juga bersiap untuk beralih ke kendaraan listrik, dengan menginvestasikan dana sebesar US$ 388 juta untuk meningkatkan kapasitas produksi kendaraan listrik di negara bagian Gujarat Barat pada 2025.
Advertisement