Liputan6.com, Jakarta - Toyota Motor berada dalam posisi yang tidak biasa karena harus menolak pesanan untuk setengah dari model-model utamanya di Jepang. Penolakan tersebut disebabkan adanya penumpukan produksi yang disebabkan oleh pembatasan pasokan akibat pandemi yang membandel.
Dilansir Nikkei Asia, Toyota tidak lagi meterima pesanan untuk Alphard pada pertengahan November. Tak hanya itu, merk mobil asal Jepang ini juga berhenti menerima pesanan untuk kendaraan sport utility vehicle Land Cruiser 300 karena kekhawatiran akan pemenuhan pesanan menjelang peluncuran model baru yang akan datang.
Baca Juga
Meskipun waktunya bervariasi di setiap dealer, pesanan untuk Alphard, yang versi terbarunya dirilis pada akhir Juni, dibatasi mulai awal Juli. Pesanan untuk Aqua, yang dijadwalkan untuk menerima upgrade, dihentikan mulai sekitar bulan September.
Advertisement
Beberapa model, seperti Harrier SUV dan Corolla Cross, tidak mengalami pembatasan penjualan.
Efeknya dapat dilihat pada jumlah pesanan keseluruhan produsen mobil. Dari tujuh bulan antara April dan Oktober, hanya dua bulan dimana penjualan unit di dealer Toyota secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Penjualan turun terutama di bulan Agustus, bulan yang mengalami permintaan yang kuat di tahun sebelumnya dengan diluncurkannya model baru Sienta.
Ada Dua Faktor Utama Toyota Batasi Pesanan
Sebagian besar produsen mobil lain tidak mengalami masalah yang sama dalam memenuhi permintaan. Ada 2 faktor utama yang menjelaskan situasi Toyota saat ini.
Salah satunya adalah permintaan yang melebihi kapasitas produksi. Toyota menaikkan perkiraan produksi domestik tahun fiskal 2023 untuk kendaraan Toyota dan Lexus sebesar 90.000 unit dari perkiraan awal menjadi 3,34 juta, lebih tinggi dari 3,3 juta yang diproyeksikan untuk tahun fiskal sebelum pandemi 2019.
Penjualan domestik pada bulan Oktober naik 18% dari tahun ke tahun menjadi 133.996 kendaraan, kenaikan 10 bulan berturut-turut.
Faktor lain kemungkinan adalah banyaknya pesanan yang tertunda dari produsen mobil ini. Dalam sistem produksi Toyota, mobil diproduksi berdasarkan pesanan, yang bertujuan untuk meminimalkan inventaris dan pemborosan. Ketika produksi turun karena kekurangan chip selama wabah COVID, perusahaan masih menerima pesanan.
Advertisement