'Hari Beribadah', Distribusi Logistik Pilkada di Yahukimo Ditunda

Masyarakat setempat melarang warga beraktivitas selain beribadah di gereja-gereja setempat pada hari Minggu.

oleh Katharina Janur diperbarui 06 Des 2015, 09:29 WIB
Diterbitkan 06 Des 2015, 09:29 WIB
Dilarang Terbang, KPUD Hentikan Distribusi Logistik Pilkada
Warga setempat melipat surat suara untuk Pilkada di Papua. (Katharina Janur/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jayapura - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Yahukimo menghentikan proses distribusi logistik pemilihan kepala daerah (pilkada) ke sejumlah distrik di daerahnya, lantaran masyarakat setempat melarang warga beraktivitas selain beribadah di gereja-gereja setempat pada hari Minggu.

Kabupaten Yahukimo merupakan daerah tersulit dalam pendistribusian logistik pilkada setiap tahun. Dari 51 distrik di kabupaten itu, hanya 2 yang dapat ditempuh lewat jalur darat atau kendaraan roda empat. Sisanya harus melalui jalur udara dan berjalan kaki.

Data dari Polres Yahukimo menyebutkan hingga H-3, distribusi logistik telah tersalurkan ke 34 distrik atau sekitar 72%. Penyaluran logistik pilkada menggunakan pesawat berbadan kecil jenis Pilatus milik maskapai penerbangan AMA PK-RKA.

"Jika cuaca bagus, dalam 1 hari penerbangan bisa didistribusikan 3-4 kali ke distrik-distrik yang ada. Dalam setiap pen-droppingan logistik pilkada juga dikawal 2-4 anggota Polres Yahukimo," jelas Kapolres Yahukimo AKBP Ade Djaja Subagja kepada di Jayapura, Minggu (6/12/2015).

Sejumlah distrik yang telah terdistribusi di antaranya Distrik Talambo, Endomen, Yahuliambut, Panggema, Kosarek, Pronggoli, Kwikma, Sobaham, Soloima, Yogosem, Bomela, Langda, Saminage, Nonia, dan Yogosem.

Pegunungan Bintang

Tak hanya di Yahukimo, KPUD Kabupaten Pegunungan Bintang juga menghentikan
pengiriman logistik lantaran aturan dari pihak gereja setempat yang melarang aktifitas warga ataupun penerbangan selain aktifitas beribadah di gereja.

Ketua KPUD Pegunungan Bintang Christ Uropmabin mengatakan dari 34 distrik di daerah itu, ada sekitar 3 distrik yang dinilai paling sulit dalam pendistribusian logistik karena kondisi topografi daerah tersebut. Ketiga distrik itu terdiri dari Distrik Borme, Traflu dan Kiwirok yang berada di bagian utara Pegunungan Bintang.

"Sisanya untuk pendistribusian dilakukan langsung lewat Jayapura dan hanya beberapa distrik yang didistribusikan lewat Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang. Dari 34 distrik, 29 distrik harus ditempuh lewat jalur penerbangan," kata Christ dalam kesempatan berbeda.
 
Dia menambahkan, perjalanan darat untuk menembus distrik terdekat dilalui 2-3 hari jalan kaki jika cuaca mendukung. Jika tidak, perjalanan akan memakan waktu lebih dari 4 hari.

"Kami menggunakan 2 maskapai penerbangan dalam pendistribusian ini yakni pesawat AMA dan Trigana. Biaya untuk satu kali droping logistik bisa mencapai hingga Rp 40 juta," ungkap Christ.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya