Liputan6.com, Jakarta Sejumlah kelompok masyarakat mendeklarasikan sebagai relawan Djarot Saiful Hidayat, yang mengatasnamakan diri Dulure Djarot. Mereka memberi dukungan untuk pemenangan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Djarot pun hadir dalam deklarasi tersebut, ditemani sang istri Happy Farida dan politikus senior PDIP Teras Narang. Djarot menyematkan pin kepada para pengurus relawan dan memotong tumpeng sebagai tanda diresmikan Dulure Djarot.
"Saya pikir ini guyonan. Saya bilang boleh bikin deklarasi Dulure Djarot. Eh ternyata pas hari ini. Memberikan spirit kita semua. Agar menyatu dengan rakyat," ujar Djarot di rumah Sarwono Gang Arab, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu 5 Oktober 2016.
Advertisement
Djarot menjelaskan, penggunaan kata "Dulure" yang dalam Bahasa Jawa berarti saudara, menandakan ikatan yang kuat dirinya dengan masyarakat DKI.
"Saya kan ditakdirkan jadi orang Jawa. Dulure itu artinya saudara. Mempunyai ikatan lebih dalam. Saudara itu seiya sekata, saudara senasib, senang dan susah, di jalan bersama dalam suka dan duka," kata dia," kata dia.
"Jadi meskipun ditadirkan orang Tionghoa, Betawi, Sunda, semuanya masyarakat DKI itu, sedulure (saudara) Djarot. Kita diikat saudara setanah air dan sebangsa," sambung politikus PDIP itu.
Sementara, Ketua Umum Dulure Djarot Eri Purnomo mengatakan, pihaknya siap bekerja usai deklarasi ini.
"Setelah dideklarasi, kita siap bekerja. Mau malam hari sekarang kita siap, bahkan subuh nanti," ungkap dia.
Tak lama, yel-yel Dulure Djarot pun menggema dari para relawan. Termasuk Djarot. "Dulure Djarot...Djarot Oke...Dulure Djarot...Dua periode," teriak para relawan.
Menurut Eri, dibentuknya relawan Djarot untuk mengajak warga DKI agar tidak salah memilih pemimpin ke depan.
"Saya berharap masyarakat Jakarta lebih cerdas dalam memilih sosok pemimpin. Jangan terpengaruh emosi sentimen agama," ujar dia.
Eri menjelaskan, deklarasi yang dilakukan di Rumah Sarwono membawa sejarah baik bagi Djarot. Sebab, rumah tersebut pernah ditempati Presiden Jokowi pada saat akan mencalonkan gubernur DKl 2012.
Hal ini semakin menguatkan gaya kepemimpinan Djarot yang merakyat, seperti gaya kepemimpinan Jokowi, yang menarik simpatik dan kepuasan mayoritas warga DKI Jakarta. Hal ini juga sudah lama dipraktikan saat Djarot menjadi Wali Kota Blitar.
"Beliau saat menjabat sebagai walikota Blitar dikenal sangat pro rakyat kecil dan membela para pedagang kecil, agar tidak tergusur mal-mal yang modern," kata Eri.
Rencananya, lanjut dia, Dulure Djarot akan bersinergi dengan tim kampanye rumah Lembang dan para relawan Ahok-Djarot lainnya. Hal ini untuk meyakinkan masyarakat Jakarta, bahwa Ahok-Djarot adalah pemimpin yang sudah teruji dan sudah bekerja untuk Jakarta yang lebih baik.
"Dengan kesadaran dan semangat kemenangan, kami akan bahu membahu bersama sama untuk bergerak dan berjuang demi Jakarta semakin ok, karena pak Ahok dan pak Djarot dinilai sudah teruji dan terbukti dalam memimpin DKI Jakarta," pungkas Eri.
Dulure Djarot terdiri dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari artis terkenal, pengacara, profesional, tukang potong rambut, tokoh-tokoh agama, sampai pedagang kaki lima. Kebanyakan dari mereka adalah orang Jawa dan Betawi.
Posko Utama
Djarot menegaskan Rumah Sarwono akan menjadi posko utama relawannya untuk pasangan Ahok-Djarot. Rumah tersebut milik pria asal Solo, Rio Sarwono, yang akrab dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Ini ke depan akan menjadi posko utama saya, untuk menyatukan masyarakat bersama Dulure Djarot. Sehingga di sini akan betul-betul bagaimana Pancasila bisa terwujud. Di mana, bisa senang, damai dan bersama," ucap dia.
Djarot mengatakan, memilih Rumah Saworno karena memiliki sejarah yang baik dan memberikan aura yang positif. Sebab, rumah tersebut merupakan tempat singgah Presiden Jokowi, sebelum menjadi Gubenur DKI Jakarta.
Saat itu, Jokowi sering berpindah-pindah dari hotel ke hotel di Jakarta, dan memutuskan menetap di rumah bergaya adat Solo itu.
"Ini ada sejarahnya. Dari sini, pak Jokowi jadi gubernur kemudian jadi predien. Karena auranya di sini juga baik. Kemudian ada niat ikhlas untuk kebaikan Jakarta," pungkas Djarot.
Pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) mendapat dukungan empat partai, untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017. Keempat partai yakni Partai Nasdem, Hanura, Golkar dan PDIP.