Kapolri: Peran Media Mendinginkan, Bukan Memanaskan Saat Pilkada

Kapolri juga menyinggung kehadiran media sosial atau medsos, yang berpontensi menimbulkan konflik lebih hebat lagi.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 31 Jan 2017, 18:01 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2017, 18:01 WIB
20161116-Rilis-Kasus-Ahok-Jakarta-HEL
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi keterangan saat rilis kasus Ahok di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (16/11). (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan media memiliki peran penting dalam kelancaran Pilkada serentak 2017. Tugas media yang menyebarkan berita, harus mampu mendinginkan ketegangan, bukan sebaliknya.

"Media memiliki peran mendinginkan, bukan memanaskan. Tapi memang kenyataannya kita tahu good news is bad news, sebaliknya. Bad is good news," kata Tito saat membuka rapat koordinasi nasional Pemantapan Pelaksanaan Pilkada Serentak di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2017).

Tito pun mengimbau kepada media agar merelakan eksklusifitas berita, supaya tidak memicu konflik. "Potensi paling rawan adalah potensi konflik, kita imbau agar media merelakan ekslusif news itu."

Selain mengingatkan media, Tito juga menyinggung kehadiran media sosial atau medsos, yang memiliki pontensi menimbulkan konflik lebih hebat lagi saat Pilkada 2017.

"Memang, lebih gawat media sosial yang tidak jelas siapa pemiliknya. Konten viral-nya cepat menyebar. Karena itu, kini ada pasukan cyber untuk menangani ini," tegas dia.

Tito juga menyebutkan, sosok lain pendukung kelancaran Pilkada 2017 adalah penyelenggara, peserta pemilu, dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), pasangan calon (Paslon), pemerintah, aparat keamanan, pengawas independen dan masyarakat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya