PKB Ingin Muhaimin Iskandar Jadi Pendamping Jokowi di Pilpres

UU Pemilu diketok dan PKB tidak bisa mengusung calon presiden.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 11 Nov 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2017, 08:15 WIB
Dubes Australia Paul Grigson Temui Cak Imin
Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menyebut Ketua Umum partainya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terus didorong menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2019 mendatang.

Hal ini diakui Maman sudah muncul sebelum Revisi Undang-undang Pemilihan Umum (Pemilu) diketok. Menurutnya, banyak partai yang mendukung Cak Imin masuk dalam bursa cawapres 2019.

"Itu ternyata diamini oleh banyak orang termasuk teman-teman Gerindra, Demokrat, dan sebagainya, karena kita butuh banyak pilihan nama," ujar Maman ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Dia menilai, saat ini suasana politik sangat berbeda jika dibandingkan dengan zaman Soeharto atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Inikan suasana politik yang berbeda zaman ketika dimana kita berfikir siapa yang gantinya Soeharto, siapa yang gantinya SBY dulu, sekarang kita harus meyakinkan bahwa selalu ada potensi di anak-anak bangsa ini untuk menggantikan pimpinan nasional," ucapnya.

Tetapi, lanjut Maman, akhirnya UU Pemilu diketok dan PKB tidak bisa mengusung calon presiden.

"Tetapi akhirnya Undang-undang Pemilu diketok dan PKB ada di posisi setuju 20 persen itu sehingga mau tidak mau, kita sadar bahwa kita tidak bisa mendorong Cak Imin menjadi presiden tetapi cukup wakil presiden," paparnya.

Meski begitu, Maman menegaskan jika dukungan ini bukan resmi dari partainya. Dia menyebut, hingga saat ini PKB belum melakukan deklarasi apapun.

"Kami lebih mengadakan beberapa titik relawan, ada juga komunitas-komunitas," tutur dia.

 

 

3 Fenomena Penting

Maman menilai, setidaknya ada tiga fenomena penting dalam bursa Pilpres 2019 mendatang.

"Ada tiga hal yang penting, pertama, fenomena ini adalah fenomena yang saya cermati antara posisi relawan dengan posisi partai politik," tuturnya.

"Kita tahu relawan bersifat partisipatif sementara parpol selalu mobilisasi. Kita tahu parpol lebih tertutup dan relawan transparan. Begitu pula parpol selalu menutupi ada nilai kebijakan tetapi kalau kita lihat yang namanya relawan ada di sana yang namanya nilai dan termasuk militansi," sambung dia.

Oleh sebab itu, Maman mengaku dirinya akhirnya mendorong untuk bertemu dengan beberapa komunitas dan mendeklarasikan Cak Imin sebagai calon wakil presiden.

"Bukan hanya kalangan santri, tapi ada juga kalangan anak-anak jalanan, ada teman-teman di mana kebetulan saya koordinator Aliansi Bhinneka Tunggal Ika melihat sosok Cak Imin sebagai yang berhasil membesarkan dan mmpertahanan PKB dan melahirkan anak-anak muda yang memiliki ide lebih cemerlang," terangnya.

Karenanya, Maman menyebut, pengenalan Cak Imin sebagai salah satu cawapres 2019 dilakukan oleh para relawannya dan bukan oleh Cak Imin sendiri.

"Kita tidak menjadi dinasti siapa ke siapa tetapi kita mengutamakan nilai ke Bhinneka Tunggal Ika, nilai-nilai yang dibutuhkan oleh Indonesia. Gerakan inilah yang kemudian dinamakan gerakan Kampasing," tutur dia.

"Jadi kalau Agus Harimurti Yudhoyono sudah keliling ke mana-mana dan sendiri, kita justru keliling di relawannya. Relawannya keliling termasuk juga beberapa kiai muda, santri-santri terus mengundang Cak Imin menjadi sosok yang nanti menjadi calon wakil presiden," imbuhnya.

Lalu kedua, sambung Maman, politik sangat dinamis sehingga muncul nama Agus Harimurti Yudhoyono dan Cak Imin, juga nama-nama lain maju dalam bursa Pilpres.

"Kenapa begitu? Karena daripada ada orang yang memunculkan sosok diri untuk menjadi pemimpin nasional dengan menggoreng isu-isu SARA dengan terus menggadaikan masa depan Indonesia dan lain sebagainya, saya tidak sebut nama tapi itu sangat membahayakan," terang dia.

Dan ketiga, lanjut Maman, Presiden Joko Widodo atau Jokowi cukup berhasil membangun infrastruktur. Sebab tidak pernah ada Presiden yang membangun infrastruktur dengan semasif dan secepat Jokowi walaupun kritikan yang macam-macam.

"Jokowi pun menyelesaikan beberapa proyek proyek yang mangkrak di zaman Pak SBY dan lain sebagainya. Tapi saya kritik pemerintahan Pak Jokowi itu bahwa ada yang harus dioptimalkan disisa pemerintahannya yaitu pembangunan manusia Indonesia, ada program Revolusi Mental, ada program dengan berbagai pembangunan karakter," kata dia.

Sosok Pas Dampingi Jokowi

Oleh karena itu, Maman menegaskan, sosok yang paling tepat mendamping Jokowi adalah Cak Imin.

"Dan sosok yang dibutuhkan oleh Pak Jokowi adalah sosok santri jelas genelogi kesantriannya, memahami Islam yang transformatif, Islam yang moderat, Islam yang damai, Islam yang bisa menjawab bahwa selain kelompok radikal intoleran yang terus menggoreng dan membuat kegaduhan politik enggak jelas itu bisa terjawab dengan sosok Muhaimin Iskandar," ucapnya.

Tiga hal penting tersebut dinilai Maman menjadi sangat penting bagi PKB dan pihaknya terus bergerak dengan ide dan gagasan-gagasan yang lebih besar.

"Sampai sekarang kalau saya bertemu dengan Cak Imin, saya tanya foto mana yang kira-kira pantas, itu urusan kamu dan para relawan, saya hanya terus bergerak apa adanya dan saya ingin memperjuangkan apa yang diperjuangkan oleh Gus Dur penegakan Ham Islam yang moderat serta komitmen kebangsaan bahwa inilah Indonesia yang dalam komitmen Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-undang Dasar," terang dia.

"Jadi kalau ditanya siapa yang pas untuk mendampingi Presiden 2019 adalah jawabannya Muhaimin Iskandar," tandas Maman.

Saksikan video di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya